Waspada Ancama Karhutla di NTT, Kepala Stasiun Meteorologi Kupang Himbau Warga Hindari Ini
Pixabay/ojkumena
Nasional

Seluruh wilayah NTT diinformasikan bersatus merah terkait ancaman kebakaran hutan dan lahan. BMKG pun meminta masyarakat NTT untuk semakin waspada akan adanya ancaman kebakaran hutan tersebut.

WowKeren - Indonesia harus kembali waspada dengan ancaman terjadinya kebakaran hutan. Seperti diketahui, kebakaran hutan memang kerap terjadi di Indonesia. Kali ini, kewaspadaan akan ancaman karhutla (kebakaran hutan dan lahan) harus ditingkatkan oleh masyarakat NTT.

Pasalnya, kini seluruh wilayah di NTT ditetapkan berstatus merah atau sangat mudah terjadi karhutla. tepatnya, Potensi karhutla tersebar di 22 kabupaten/kota se-NTT dengan tingkat kemudahan terbakar di lapisan permukaan tanah berstatus sangat mudah.

Imbauan untuk waspada itu disampaikan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). BMKG mengungkap bahwa saat ini alang-alang hingga dedaunan yang biasa menutupi tanah di hutan berada dalam kondisi kering. Hal itulah yang membuatnya jadi dalam kondisi sangat mudah terbakar dan berpotensi tinggi memicu karhutla.

"Seluruh wilayah di NTT berstatus merah atau sangat mudah terjadinya karhutla sehingga perlu diwaspadai masyarakat," ujar Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu (20/7), melansir Antara.


Agung Sudiono menyebut keterangan tersebut terkait dengan peringatan dini kebakaran hutan dan lahan di NTT yang berlaku pada 20 Juli 2022. Untuk upaya mewaspadai karhutla, Agung Sudiono meminta masyarakat NTT agar melakukan pencegahan. Yaitu dengan menghindari melakukan aktivitas di kawasan lahan dan hutan yang bisa memicu munculnya titik api.

Agung Sudiono pun mengungkap bahwa peristiwa kebakaran hutan dan lahan biasanya muncul akibat aktivitas yang disengaja maupun tidak. Mulai dari aktivitas pembukaan lahan dengan cara membakar, hingga membuang puntung rokok di area terbuka di mana terdapat tumpukan rumput atau dedaunan kering yang mudah terbakar jika tersambar api.

"Kegiatan masyarakat yang menimbulkan titik api perlu dihindari karena beresiko tinggi memicu terjadinya karhutla," pungkas Agung Sudiono.

Agung kemudian juga menambahkan peringatannya. Ia menyampaikan bahwa titik api yang sudah terlanjur muncul akan mudah meluas saat kondisi angin kencang yang bersifat kering pada musim kemarau. Hal itu membuat karhutla lebih sulit untuk ditangani.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru