Lee So Man muncul perdana dalam sebuah diskusi bergengsi setelah meninggalkan SM Entertainment. Ia memberikan usulan terkait dengan penggunaan teknologi AI pada video musik idol grup.
- Marina Larasati
- Kamis, 30 Mei 2024 - 16:47 WIB
WowKeren - Pada sesi diskusi panel untuk pencipta "Cultural Crossing: K-POP Case Studies" di Sesi Diskusi Pencipta "Konferensi Internasional Masyarakat Penulis dan Penggubah (CISAC) 2024", mantan Direktur Eksekutif SM Entertainment, Lee Soo Man memberikan pidato utama. Ini adalah penampilan perdana Lee setelah meninggalkan SM.
Lee menekankan perlunya perlindungan hak cipta, menyerukan kesiapan industri untuk menghadapi tantangan AI. Ia mengusulkan penggunaan teknologi "kontrak pintar" berbasis blockchain untuk mengotomatiskan pembayaran hak cipta secara efisien.
"K-Pop adalah industri yang membutuhkan investasi awal yang besar, dari sudut pandang seorang produser. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menemukan, melatih, dan membina para trainee idola. Hak cipta telah menjadi sarana untuk membantu penyanyi melanjutkan aktivitas mereka dengan melindungi harga materi yang diberikan kepada mereka saat ini," ungkap Lee.
Lee juga memperingatkan potensi pelanggaran hak cipta karena AI. Ia menyoroti kemungkinan pencurian karya tanpa pandang bulu dan plagiarisme, yang dapat merusak industri musik.
"Jika chatbot AI tidak mengidentifikasi di mana mereka menggunakan kutipan saat memberikan konten kepada konsumen, pencipta karya asli dapat dicuri tanpa pandang bulu. Karena hal seperti itu, banyak pencipta produk yang tidak terlalu dikenal oleh masyarakat akan terekspos ke dunia dengan kreasi mereka yang tidak dilindungi sama sekali. Jika siklus baik dalam penyelesaian biaya hak cipta tidak lagi berlanjut, saya pikir industri budaya, yang seharusnya dihormati, dapat diubah menjadi struktur yang salah dan tidak lagi berkembang," sambungnya.
Lee mendesak asosiasi dan kalangan politik untuk merespons dengan cepat masalah hak cipta. Pasalnya, hal ini sangat berpengaruh pada pemanfaatan teknologi AI untuk video musik idol grup.
Sementara itu, SM Entertainment baru-baru ini menjadi topik hangat karena menjual sahamnya kepada HYBE. Lee Soo Man mengecam langkah ini sebagai ilegal dan mengajukan gugatan hukum terhadap perusahaan. Pengadilan memutuskan untuk mengabulkan petisi Lee dan melarang penerbitan saham dan obligasi baru oleh SM Entertainment.
Sejalan dengan itu, nama Lee telah dihapus dari daftar kredit karya artis SM. Hal ini disebabkan berakhirnya kontrak lisensi produksi antara SM dan perusahaan milik Lee, Like Planning. SM Entertainment beralih ke sistem produksi "multi-production" dan berencana membentuk tim manajemen baru.
(wk/lara)