Ayunda Faza Maudya atau yang lebih dikenal dengan nama Maudy Ayunda lahir di Jakarta pada 19 Desember 1994. Maudy dikenal sebagai sosok multi-talenta dan telah berkarya di dunia musik, akting, hingga kepenulisan. Meski begitu, perjalanan Maudy hingga bisa menjadi sosok sukses dan berprestasi seperti sekarang tidak lah instan.
Dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Perspektif MetroTV pada 2019, Maudy mengungkapkan bahwa dirinya semasa kecil adalah sosok yang pemalu dan kurang percaya diri. Saat masih anak-anak, Maudy kerap menolak hingga menangis jika diminta untuk bernyanyi.
"Aku tuh dulu anak yang pemalu. Enggak percaya diri. Aku tuh dulu enggak pernah mau naik panggung, kalau disuruh nyanyi nangis waktu masih kecil," ungkap Maudy.
Namun berkat rasa kurang percaya diri tersebut, Maudy bisa mengasah dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pelantun "Jakarta Ramai" itu menyebutkan bahwa orangtuanya telah mengubah dirinya dari sosok pemalu hingga menjadi Maudy yang sekarang.
"Dari awal mama bilang sama aku, 'Mama tahu dari kamu itu masalahnya satu, kamu tuh enggak percaya diri, minderan'," ujar Maudy menirukan mamanya. "Jadi fokus mama pada saat itu adalah membuka wawasan aku dan mengajak aku untuk mencoba semakin banyak hal."
Salah satu cara Maudy untuk mengembangkan dirinya adalah dengan menulis. Di usia 10 tahun, Maudy sudah merilis buku kumpulan dongeng anak berjudul "A Forest of Fables" yang hasil penjualannya disumbangkan untuk korban tsunami Aceh.
Maudy juga memulai kariernya di dunia hiburan sebagai aktris pada tahun 2005. Ia memerankan karakter Rena dan beradu akting dengan Surya Saputra di film "Untuk Rena" garapan Riri Riza. Di usia 11 tahun, Maudy telah menerima penghargaan Aktris Utama Terpilih di Festival Film Jakarta 2006 lewat akting apiknya dalam film "Untuk Rena".
Di tahun 2009, Maudy dipercaya untuk memerankan karakter Zakiah Nurmala di sekuel film "Laskar Pelangi" yang berjudul "Sang Pemimpi". Dengan karya dan prestasinya, Maudy mulai diperhitungkan sebagai artis muda yang berbakat. Wajahnya rupawan juga sempat membawa Maudy menjadi finalis GADIS Sampul 2009.
Tak hanya berakting, Maudy juga menunjukkan bakatnya di dunia musik dengan merilis album pertama yang bertajuk "Panggil Aku..." pada 2011. Album perdana Maudy tersebut berisi 10 buah lagu dengan single utama bertajuk "Tiba-Tiba Cinta Datang".
Meski sibuk berkarya di dunia hiburan, Maudy tetap mengutamakan pendidikannya. Di usia 17 tahun, Maudy diterima di dua universitas bergengsi dunia sekaligus, yakni Oxford University di Inggris serta Columbia University di Amerika Serikat. Meski begitu, ibu Maudy rupanya belum siap melepas putrinya ke luar negeri dan memintanya untuk mengambil gap year selama setahun. Sehingga setelah lulus SMA, Maudy tidak langsung lanjut kuliah.
Di masa gap year pada 2012, Maudy tetap menyibukkan diri dengan mengambil proyek film "Perahu Kertas". "Dalam setahun itu dia juga produktif, aku lihat dia selalu positif," ungkap ibunda Maudy di kanal YouTube Narasi Stories pada 2020 lalu.
Proyek yang diambil Maudy selama gap year itu ternyata sukses membuat namanya semakin dikenal publik. Maudy memerankan karakter bernama Kugy dan beradu akting dengan Reza Rahadian serta Adipati Dolken. Film tersebut diangkat dari novel berjudul sama karya Dewi Lestari dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Maudy turut menyumbangkan suara merdunya dalam lagu "Perahu Kertas" sebagai soundtrack film tersebut.
Pada Oktober 2013, Maudy akhirnya bertolak ke Inggris untuk memulai kehidupannya sebagai mahasiswa Oxford University jurusan interdisipliner Philosophy, Politics, and Economic (PPE). Selama menempuh pendidikan di Oxford University, Maudy ingin menutupi statusnya sebagai selebriti Tanah Air. Maudy bahkan sempat salah tingkah alias salting saat temannya di Oxford University mengetahui status selebritinya.
Dalam waktu tiga tahun, Maudy berhasil menyelesaikan studi dan lulus dengan predikat cumlaude dari Oxford University. Menjelang ujian akhir kuliahnya, Maudy mengungkapkan motivasinya untuk cepat lulus adalah agar bisa segera kembali ke Tanah Air. Ia pun resmi diwisuda pada 30 September 2016.
Pasca lulus S1, Maudy kembali mengembangkan kariernya di dunia hiburan Indonesia. Sepulang dari Inggris, Maudy tidak percaya kala dirinya mendapat tawaran dari Walt Disney Studios untuk menggarap soundtrack film "Moana" dalam bahasa Indonesia. Lagu asli yang berjudul "How Far I'll Go" itu diterjemahkan menjadi "Seberapa Jauh Ku Melangkah".
"Siapa yang tidak tumbuh dengan menonton Disney? Tentu saya familiar. Sejak sekolah saya sudah pentaskan teater musikal seperti Aladdin. Dan ketika dapat tawaran ini ya sempat tidak percaya juga," ungkap Maudy pada 2016.
Pada 2019, media sosial sosial dibuat heboh dengan dilemma Maudy yang diterima di Harvard University dan Stanford University untuk program S2. Warganet memuji Maudy sebagai definisi cantik sekaligus cerdas, hingga menggunakan tagar #MaudyAyundaBingung untuk membagikan dilemma di hidup mereka masing-masing. Pada akhirnya, Maudy memantapkan diri untuk mengambil S2 di Stanford University hingga lulus di tahun 2021. Ia menyelesaikan pendidikan magister di dua jurusan, yakni Administrasi Bisnis dan Bidang Pendidikan, sehingga langsung menyandang dua gelar sekaligus.
Di tengah kariernya yang gemilang dan segudang prestasi, kehidupan pribadi Maudy sempat ramai disorot. Pada 4 Juli 2020 dini hari, siaran live Instagram Maudy memperdengarkan cekcok di antara dua orang. Sesi live Instagram tersebut hanya memperlihatkan layar gelap dan suara perdebatan dalam bahasa Inggris. Maudy terdengar berargumen dengan seorang pria yang diduga kekasihnya karena pelantun "Perahu Kertas" itu memanggil sang pria dengan sebutan "babe" alias sayang.
Maudy sendiri tidak memberikan kejelasan terkait live Instagram kontroversial tersebut. Pasca insiden tersebut, Maudy hanya mengunggah foto di Instagram dan menuliskan bahwa dirinya baik-baik saja. "All is good," tulis Maudy di hari yang sama.
Selain itu, salah satu prestasi Maudy juga sempat menjadi sasaran kritik media asing. Ini terjadi kala Maudy dipercaya pemerintah untuk menjadi juru bicara Presidensi G20 Indonesia tahun ini. Media Bloomberg menyatakan bahwa sejumlah analis menilai keputusan tersebut sebagai "serangkaian janji kesombongan yang dibuat pemerintah sebagai bagian dari upaya untuk terhubung dengan populasi muda".
Maudy juga disebut tidak memiliki pengalaman diplomatik atau ekonomi. Dalam pengarahan pertamanya, Maudy dilaporkan mengabaikan pertanyaan tentang rencana kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20. Sebagai gantinya, penyelenggara justru meminta wartawan untuk bertanya tentang kepribadian Maudy.
Terkait hal itu, Maudy telah memberikan penjelasan kepada Bloomberg. Menurut Maudy, sebagai bagian dari tim juru bicara, perannya adalah untuk melaporkan hasil pertemuan G20 yang relevan dengan Indonesia. Sementara isu-isu sensitif akan ditangani oleh perwakilan lain.
Terlepas dari kritikan dan isu kontroversial yang menerpanya, Maudy telah membuktikan diri sebagai sosok inspiratif dengan turut berkiprah di dunia pendidikan. Melalui yayasan "Maudy Ayunda Foundation" yang didirikannya pada 2019, Maudy membagikan beasiswa kepada anak muda yang kurang mampu. Selain itu, yayasan Maudy juga memiliki program mentorship yang bertujuan untuk membuat anak muda Indonesia mampu berpikir lebih kritis.
"Aku bikin mentorship program di mana aku mengkurasi kurikulum untuk anak-anak muda ini untuk men-support kurikulum nasional. Yang kami fokuskan adalah critical thinking, bedah buku, dan diskusi," bebernya.
Tak hanya itu, Maudy juga sempat memberikan dukungan untuk para korban gempa dan tsunami Palu pada 2018 lalu lewat partisipasinya di konser kemanusiaan "Gala Dana 100 Biduan 100 Hits untuk Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah" di Jakarta. Total donasi yang berhasil dikumpulkan lewat konser tersebut diketahui mencapai belasan miliar rupiah. Maudy juga bekerjasama dengan beberapa pihak untuk memberikan donasi bagi korban, hingga merogoh kocek sendiri meski ia menolak untuk menyebutkan angkanya.
Di sisi lain, hubungan asmara Maudy selama berkarier di dunia hiburan kerap menjadi sorotan. Maudy diketahui sempat menjalin hubungan asmara dengan pengusaha muda bernama Arsyah Rasyid sejak 2015. Saat Maudy menempuh pendidikan S1 di Oxford University, keduanya bahkan rela menjalin long distance relationship alias LDR.
Sayangnya, perjalanan cinta mereka kandas di tengah jalan. "Aku mau klarifikasi, baru-baru ini aku single," ujar Maudy dalam live Instagram @milesfilms pada 11 Mei 2020 lalu. Pasca putus, Maudy dan Arsyah kompak menghapus foto mesra mereka di akun Instagram masing-masing.
Setelah putus dari Arsyah, Maudy menjaga privasi kehidupan pribadinya sehingga publik mengira pelantun "Kutunggu Kabarmu" itu masih lajang. Namun Maudy mengejutkan publik kala tiba-tiba mengumumkan pernikahannya dengan seorang pria Korea bernama Jesse Choi pada 22 Mei 2022.
Sama seperti Maudy, Jesse juga merupakan lulusan S2 Stanford University. Ia lahir di Korea Selatan dan dibesarkan di Amerika Serikat. Menurut akun LinkedIn miliknya, Jesse kini bekerja di dua tempat sekaligus yaitu sebagai Investor di The 21 Fund dan Entrepreneur-in-Residence (EIR) di AC Ventures. Sebelum menikahi Maudy, Jesse memutuskan untuk memeluk agama Islam alias menjadi mualaf. "Berdasarkan sertifikat Islam yang kami terima, (proses mualaf) dilakukan di Masjid Istiqlal pada 25 Maret 2022," terang Kepala KUA Cilandak, Bunyamin.
Dalam unggahannya di platform Medium, Jesse mengaku pertama kali bertemu Maudy di Stanford University pada September 2019. "Kami mulai berkencan cukup awal, dan setelah menjalani turbulensi sekolah bisnis, COVID, serta keadaan pribadi bersama, kami merasa tak terpisahkan. Saya sangat diberkati memiliki dia dalam hidup saya; kita serupa namun berbeda dalam semua hal yang benar," tulis Jesse.
Kini, Maudy dan Jesse tengah menikmati masa-masa pengantin baru mereka. Pada Agustus 2022 lalu, pasangan ini baru saja berlibur ke kampung halaman Jesse di Korea Selatan. Dalam vlog yang diunggah ke kanal YouTube-nya, Maudy bahkan menyebut Jesse sebagai "Mas Oppa".
Filmografi
Film
Hasil Karya
Studio Album
Soundtrack
Kolaborasi
Digital Single Non-Album
Mini Album/EP
Buku
Penghargaan
MTV Indonesia Movie Awards
Festival Film Jakarta
Festival Film Bandung
Indonesia Movie Actors Awards
Indonesia Box Office Movie Awards
Piala Maya
Royal Bali International Film Festival
Bubu Awards
Style Awards
Anugerah Musik Indonesia
Indonesian Choice Awards (NET)
Trivia