Video Aksi Baca Puisi Neno Warisman di Munajat 212 Ini Jadi Bahasan Panas
Nasional

Isi puisi Neno yang menyinggung kemenangan pemimpin panas diperbincangkan, berikut isi lengkapnya.

WowKeren - Majelis Ulama Indonesi DKI Jakarta menggelar aksi doa bersama yang digelar di Monumen Nasional (Monas) pada Kamis (21/2). Sejumlah ormas turut hadir dalam acara yang diberi tajuk "Munajat 212" tersebut.

Kendati demikian, beberapa momen berhasil menjadi sorotan sesudahnya. Seperti yang tengah panas diperbincangkan di media sosial seperti Twitter. Beberapa video yang tersebar di Twitter menampilkan aksi baca puisi Neno Warisman dalam acara "Munajat 212".

Rupanya, netizen memperdebatkan isi puisi yang dibacakan oleh wanita yang dulu aktif sebagai penyanyi dan bintang film. Neno terlihat membacakan puisi dari ponsel miliknya sambil sedikit terisak.

Berikut isi puisi Neno yang dibagikan dalam penggalan video yang diunggah oleh akun @Wo***ro_. "...Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan. Kami khawatir ya Allah. Kami khawatir ya Allah. Tak ada lagi yang menyembah-Mu," demikian ucap Neno.

Dalam penggalan video tersebut, Neno memang tak menyebutkan siapa yang ia maksud sebagai seseorang yang ia harap menang. Namun, dalam sekejap, video Neno tersebut menjadi bahasan panas di kalangan netizen.

Di sisi lain, dikutip dari Detik pada Jumat (22/2), Neno disebut membacakan puisi yang lebih panjang daripada seperti video yang beredar. Berikut puisi lengkap yang dibacakan Neno.

Allahu Akbar

Puisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di sini. Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta. Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara. Mencabik-cabik keraguan. Meluluhlantakkan kesombongan. Karena mata-mata kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, insyaallah, pasti datang.

Allahku Akbar

Kemenangan kalbu yang bersih. Kemenangan akal sehat yang jernih. Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih. Dari dada ini telah bulat tekad baja. Kita adalah penolong-penolong agama Allah. Jangan halangi. Jangan sanggah. Jangan politisasi. Sebab ini adalah hati nurani.

Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir. Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya. Tersatukan dalam munajat 212 Miliaran matahari itu saudaraku. Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta. Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla.

Begitulah kita saudaraku. Harusnya kita saling merekat. Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya. Ayo munajat. Ayo rekatkan umat. Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat.

Rekatkan Indonesiamu. Rekatkan jiwa-jiwamu. Rekatkan langkah dan tindakanmu.

Ya Allah. Berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka. Berseru-seru mereka. Menderu-deru mereka. Di setiap jengkal udara hingga terlahir takbir kemenangan. Kemenangan di ujung lelah menggema takbir bersahut-sahutan. Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan. Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur. Basah air mata dalam bahagia kemenangan sebentar lagi tiba.


Allahumma inni a'uzubika min jahdil bala'i wa darkisy syaqa'i wa su'il qada'i wa syamatatil a'da'i.

Jauhkan kami dari bala musibah yang tak dapat kami atasi. Lindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami. Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan. Di nadi-nadi kami Di jantung-jantung kami. Di pundak-pundak kami. Di jari-jari kami. Yang telah memilih untuk hanya selalu berdua. Kita dan Allah Azza Wa Jalla. Selalu berdua Kita dan Rasulullah kekasih semesta. Selalu berdua Kita dan saudara mukmin saling menjaga. Selalu berdua Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya.

Duhai Allah Rabb Jangan kau jadikan hati kami bagai si penakut pengecut Sebab kami terlahir di tanah para pahlawan pemberani Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar Yang berani berpihak pada yang benar

Duhai Allah Jangan kau jadikan hati kami dari tertutup Dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam-malam munajat Saat Engkau turun ke jagat dunia Telah Engkau bersaksikan Kami tegak berdiri, ya Allah Kami meminta menangis hingga basah sekujur diri kepada-Mu Seluruh harapan kami dambakan Akan Kau tolong atau Engkau binasakan Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan Itu hak-Mu

Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami Karena jika Engkau tidak menangkan Kami khawatir ya Allah Kami khawatir ya Allah Tak ada lagi yang menyembah-Mu

Ya Allah Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin Oleh pemimpin terbaik Dengan pasukan terbaik Untuk negeri adil dan makmur terbaik

Takdirkanlah bagi kami Generasi yang dapat kami andalkan Untuk mengejar nubuwwah kedua Wujud dan nyata Dan lahirnya sejuta Al Fatih di Bumi Indonesia

Allah Rabb Puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku Mujahid mujahidah yang datang berbondong-bondong dari segala arah Maka inilah puisi munajat Mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu Bersimpuh di pelataran keprihatinan Atas ketidakadilan Atas kesewenang-wenangan Atas kebohongan demi kebohongan Atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan Atas kepongahan dalam kezaliman yang dipamer-pamerkan Dalam pertunjukan kekuasaan Yang mengkerdilkan Tuhan Yang menantang kuasa Tuhan Yang tidak percaya bahwa Tuhan pembalas sempurna

Ya Rabb Engkaulah yang memiliki kekuasaan mutlak di seluruh jagat ini

Allah Ini puisi munajat Yang mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu Turunkanlah malaikat berbaris-baris Burung-burung Ababil Dan semut-semut pemadam api Ibrahim Munajat penuh harap Kau turunkan pertolongan yang dijanjikan Bagi yang terdera Bagi pemimpin yang terfitnah Bagi ulama yang dipenjara Bagi pejuang yang terus dihadang-hadang Bagi pembela keadilan yang digelandang ke bilik-bilik pesakitan

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad Wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin Wa akhrijna min baynihim saalimin Wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in

Untuk hari depan yang lebih baik Untuk kepemimpinan yang berpihak pada rakyat bersama-Mu, bersama rasul-Mu Dalam ketinggian titah-Mu, kami bermunajat Keluarkan kami dari gelap Keluarkan kami dari gelap Keluarkan kami dari gelap

Amin Allahumma Amin ya rabbal alamin

Wasalamualaikum

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait