Sebelumnya isu mengenai adanya pemilih berusia 146 tahun menjadi viral, pihak Kemendagri mengaku sudah membetulkan database yang keliru.
- Silmi Amalia Fidareni
- Rabu, 13 Maret 2019 - 16:07 WIB
WowKeren - Kabar viral menyebutkan jika ada temuan seorang pemilih Pemilu dengan usia 146 tahun. Akan tetapi, kabar tersebut telah dibantah oleh pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Melalui penjelasan Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakhrulloh, data yang keliru tersebut sudah dibetulkan. Ia juga sudah mengecek informasi viral soal pemilih berusia 146 tahun tersebut. Zudan memastikan bahwa data tersebut sudah tak ada dalam database kependudukan.
"Orangnya sudah tidak ada. Dalam data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) kami sudah tidak ada, " terang Zudan seperti dilansir Tempo pada Rabu (13/3). "Itu database yang datanya keliru. Pembetulannya sudah dilakukan, yakni dihapus dari database kependudukan."
Zudan menjelaskan jika pemilih tersebut kemungkinan memang pernah ada dalam database. Namun, ia menjelaskan jika kekeliruan tersebut sudah dibetulkan. "Berarti dulu orang ini pernah terdata. Tetapi, dalam DP4 kemarin sudah dihapus, salah tanggal lahir," pungkas Zudan.
Dari temuan Tim klu tak salah ada pemilih yg lahir di abad ke-1 M, era Nabi Isa. Data penduduk harus dibereskn. https://t.co/yKpXyGhU5n
— Fadli Zon (@fadlizon) 12 Maret 2019
Sementara itu, politikus Gerindra, Fadli Zon memberikan sindiran atas kasus viral ini. Dalam cuitan pribadinya, Fadlli mengungkap jika berdasarkan penemuan tim, ada pula pemilih yang lahir pada tahun 1 Masehi.
"Dari temuan Tim klu tak salah ada pemilih yg lahir di abad ke-1 M, era Nabi Isa. Data penduduk harus dibereskn," tulis Fadli dalam unggahan Twitter pribadinya pada Selasa (12/3).
Diketahui, kabar viral ini berawal dari isu yang berhembus di media sosial mengenai adanya pemilih dengan usia 146 tahun. Informasi menyebutkan jika pemilih tersebut bernama Pelinus Wenda. Ia lahir pada 13 Juli 1873. Namun, hal ini telah dibantah oleh pihak Kemendagri dengan alasan ada kekeliruan pada database.
(wk/silm)