Sambangi Istana, Mahasiswa Beri Deadline Penerbitan Perppu KPK
Nasional

Mereka 'mengancam' akan menggelar aksi massa yang lebih besar lagi apabila Presiden Jokowi tak kunjung memberikan respons positif terkait tuntutan penerbitan Perppu UU KPK.

WowKeren - Sejumlah mahasiswa akhirnya bersedia menyambangi Istana Merdeka usai menolak undangan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari empat universitas itu bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

Dilansir dari Detik News, mahasiswa-mahasiswa tersebut berasal dari Universitas Trisakti, Universitas Paramadina, Universitas Tarumanegara, dan Ukrida. Agenda yang mereka usung pun masih sama, yakni mendesak Jokowi agar menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kita komunikasi untuk arahnya menunggu kepastian dari pihak negara bahwa substansi kita, khususnya di UU KPK ada kepastian," kata Presiden Mahasiswa Trisakti, Dino Ardiansyah, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (3/10). "Minimal dari Pak Jokowi selaku eksekutif bisa ada statement mengeluarkan Perppu."

Menurutnya, permintaan mahasiswa disambut positif oleh Moeldoko. "Pak Moeldoko akan menyampaikan kepada Pak Jokowi untuk dipertimbangkan dan tadi semuanya akan diakomodir," jelas Dino.

Tak hanya itu, Dino pun terang-terangan menjatuhkan batas waktu untuk realisasi tuntutan mahasiswa tersebut. Bila sampai tanggal yang ditentukan Jokowi tak membuka ruang dialog terkait isu KPK, Dino "mengancam" akan kembali mengobarkan gerakan mahasiswa.


"Kalau pun sampai 14 Oktober tidak ada juga diskusi tersebut dan tidak ada statement dari Presiden," tutur Dino. "Kita pastikan mahasiswa akan turun ke jalan dan lebih besar lagi."

Dalam kesempatan tersebut, Dino pun turut menanggapi soal isu perpecahan di tubuh aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Untuk diketahui, kesediaan mahasiswa Usakti menemui Jokowi memang memunculkan sinyal adanya perpecahan di BEM SI.

Dino pun menegaskan dialog dengan Moeldoko merupakan salah satu cara mahasiswa agar tuntutan mereka dikabulkan. Pertemuan ini juga bukan inisiatif pribadi, melainkan keinginan dari elemen kampus lain.

"Oh tidak, ini (keinginan) beberapa kampus. Secara substansi sama. Tapi beda cara," tegas Dino. " Kita di sini berpikir mulai komunikasi dengan pemerintah, ini bukan memecah gerakan kita. Kita tetap solid."

"Kami tahu isu kami dirusak. Gerakan kami yang tadinya substantif menjadi gerakan yang ke mana-mana," imbuh Presiden Mahasiswa Paramadina, Salman Ibnu Fuad. "Sekarang ini kita membuka ruang dialog agar pemerintah lebih utuh dapat info itu. Setahu kami, ada banyak pembisik-pembisik yang didengar presiden."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait