Kapolda Hingga Gubernur Jawa Tengah 'Ngeyel' Tanggapi Isu Larangan Salam Semua Agama
Nasional

Sejumlah pejabat di Jawa Tengah menyatakan sikap untuk tetap memberikan salam semua agama di setiap acara. Mulai dari Kapolda Jateng Rycko Amelza Dahniel hingga Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

WowKeren - Baru-baru ini, publik ramai membicarakan soal imbauan agar para pejabat tidak memakai salam pembuka semua agama saat sambutan resmi. Imbauan tersebut dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur dan terlampir dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019.

Menanggapi hal tersebut, sejumlah pejabat di Jawa Tengah justru "ngeyel" dan menyatakan sikap untuk tetap memberikan salam semua agama di setiap acara. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap masyarakat Jawa Tengah yang majemuk.

Salah satu pejabat tersebut adalah Kapolda Jawa Tengah, Irjen Polisi Rycko Amelza Dahniel. Menurut Rycko, salam seluruh agama merupakan bentuk toleransi dan kasih sayang dari ajaran Islam yang diterimanya selama ini.

"Saya tetap akan menggunakan salam semua agama, bagi saya tidak masalah," tegas Rycko pada Selasa (12/11). "Salam semua agama adalah bentuk menghormati masyarakat dan kasih saya sesuai ajaran Islam yang saya terima sampai saat ini."

Selain Rycko, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menyatakan sikap serupa. Ganjar berharap agar pengucapan salam semua agama tidak diperdebatkan lantaran ia menilai masih ada hal yang lebih substansif yang perlu dibahas.


"Spirit salam semua agama adalah sama. Assalamualaikum, Shalom, Namo Buddhaya, om Swastiastu dan lainnya," ujar Ganjar. "Itu disampaikan karena di acara melibatkan banyak audiens yang tidak berasal dari satu agama. Semua salam itu sama, tidak perlu dipertentangkan."

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, juga mengungkapkan hal yang sama. Hendrar tetap akan menggunakan salam semua agama di setiap acara umum. Ia juga mengimbau agar masyarakat Kota Semarang tak perlu meresahkan kabar larangan salam beda agama ini.

"Yang baik-baik saja. Selama ini sudah berjalan baik dan tidak ada masalah," tutur Hendrar. "Masyarakat sendiri jangan terpancing, semua harus menghormati."

Sementara itu, MUI Jawa Tengah menyatakan pihaknya tidak akan mengeluarkan rekomendasi seperti MUI Jawa Timur. Menurut Ketua MUI Jawa Tengah Ahmad Daroji, salam agama tidak selalu identik dengan ibadah.

"Pejabat daerah seperti Gubernur, Bupati, Wali Kota, Kapolda, Pangdam adalah milik masyarakat di daerahnya masing-masing, dimana pastinya warganya terdiri dari beragam agama dan kepercayaan," pungkas Ahmad. "Jadi justru harus menyapa dengan salam tiap Agama, untuk menghormati masyarakatnya. Itu kan hanya salam, bukan ibadah."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru