Gamaliel Tapiheru menceritakan bagaimana ia dan keluarganya merayakan Natal. Hal yang menarik, keluarga Gamaliel menerapkan sistem undian untuk pemberian kado Natal.
- Lailatul Maghfiroh
- Sabtu, 21 Desember 2019 - 17:07 WIB
WowKeren - Perayaan Natal semakin dekat dan tinggal menghitung hari. Kendati demikian, Gamaliel Tapiheru menceritakan bagaimana ia melakukan perayaan tersebut bersama keluarganya.
Lantas tradisi yang selalu dilakukan dalam keluarganya adalah momen tukar kado dan makan bersama. Menariknya lagi, keluarga Gamaliel menentukan minimal harga kado Natal yang harus disiapkan.
“Heboh banget, sudah menentukan waktu kapan kumpul, kebetulan tahun ini tanggal 26,” kata Gamaliel Tapiheru saat ditemui di MNC Studios, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (21/12). “Jadi mulai sekarang ada pesan ‘nanti kadonya minimal harga sekian ya’. Seru banget sih.”
Bukan tanpa alasan, rupanya hal tersebut dilakukan karena pemberian kado Natal dibuat dengan menerapkan sistem undian. Sehingga kado yang disiapkan harus berupa barang yang bisa dikenakan oleh pria maupun wanita.
“Masih dicari, kadonya kan gampang, bisa dipakai untuk cewek dan cowok karena sistemnya undian,” tambah Gamaliel. “Nanti kalau waktunya dekat (Natal) dibeli.”
Sementara itu, Gamaliel juga menyebutkan menu makanan yang biasa disajikan oleh keluarganya di perayaan Natal. Dan rupanya adat ini sudah menjadi warisan dari kakek neneknya.
“Gado-gado, es cendol sama es buah. Tapi itu keinginan mereka masing-masing, enggak ditentukan harus bawa sesuatu,” tutur pria berusia 29 tahun tersebut. “Hal paling penting sih kumpul-kumpulnya itu, karena jarang banget kan.”
“Oma dan opa siapin hadiah juga buat kami,” tambah Gamaliel. “Tapi saat mereka enggak ada pasti terasa kurang saja. Untuk itu, keluargaku meneruskan apa yang pernah dilakukan oma opa.”
Lantas pelantun lagu "Berlari Tanpa Kaki" ini menceritakan soal makna perayaan Natal baginya. Yaitu kehadiran Tuhan sebagai penebus dosa-dosa umatnya.
“Menyadari kalau manusia enggak bisa menebus dosanya sendiri,” tandas Gamaliel. “Apapun yang kita lakukan, seberapa pun baik kita, pasti pernah terbesit pikiran jahat. Kayak gitu aja udah dosa.”
(wk/lail)
