Dewan Kerajaan Nusantara Angkat Bicara Soal Keraton Agung Sejagat di Purworejo
Instagram/edwardspernong
Nasional

Salah satu anggota Dewan Kerajaan MAKN, Edward Syah Pernong menuturkan bahwa definisi keraton bukanlah hal yang bisa didapatkan dengan mudah karena harus memiliki syarat-syarat tertentu.

WowKeren - Dewan Kerajaan dalam Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) menilai bahwa kemunculan Keraton Agung Sejagat merupakan fenomena yang harus disikapi secara serius. Keraton Agung Sejagat mengklaim kerajaannya merupakan penerus imperium Majapahit.

Padahal, definisi keraton bukanlah hal yang mudah karena harus memiliki sejarah identitas serta rakyat dan abadi. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh salah satu anggota Dewan Kerajaan MAKN, Edward Syah Pernong.

"Mungkin jalan pikirannya bisa dianggap orang 'sakit' yang ingin menyembuhkan orang 'sehat'," tutur Edward dilansir CNN Indonesia, Rabu (15/1). "Mereka ini dibawa oleh fatamorgana."

Apalagi, keraton tersebut mengklaim sebagai penerus Majapahit yang sudah runtuh berabad-abad lamanya. Hal ini dinilai kurang masuk akal. Pasalnya, setelah Majapahit runtuh ada Demak lalu setelah Demak ada Kerajaan Pajang lalu Pajang giliran ditaklukkan oleh Mataram hingga sekarang.


"Sebuah struktur kerajaan itu selesai setelah ditaklukkan. Majapahit selesai setelah ditaklukkan oleh Demak," jelas Edward. "Demak selesai oleh Pajang. Dan, Pajang ditaklukkan Mataram sampai sekarang. Jadi aneh dan lucu kalau ini meneruskan Majapahit."

Oleh sebab itu, tidak menutup kemungkinan klaim-klaim keturunan kerajaan juga dilatarbelakangi alasan tertentu. Ia mencontohkan motif sosial. Motif sosial adalah ketika seseorang atau kelompok tertentu ingin memiliki strata yang lebih tinggi. "Motif sosial, mereka melakukan karena ingin punya harga diri atau strata lebih tinggi," lanjut Edward.

Ada juga motif ekonomi. Motif ekonomi dilakukan ketika pelakunya adalah orang yang memiliki kemampuan finansial lebih. "Sedangkan motif ekonomi, pelakunya adalah orang yang memiliki ekonomi lebih, dan beraksinya di daerah yang ekonominya minus," lanjut Edward.

Ia menjelaskan bahwa Keraton Agung Sejagat mengiming-imingi calon anggotanya untuk bergabung yang dijanjikan dengan penghasilan tinggi. Namun seiring berjalannya waktu, janji tersebut tak kunjung terpenuhi.

"Yang serius bila ada eksploitasi ekonomi. Masyarakat yang diiming-iming penghasilan lebih, langsung tertarik dan meninggalkan pekerjaannya," jelas Edward. "Setelah dijalani, janji itu bohong belaka. Ada juga yang memungut uang untuk mereka yang minat masuk Keraton. Kerugian masyarakat ini yang harus didalami Polisi."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait