Dikeramatkan Pengikut, Fakta Asli Prasasti Keraton Agung Sejagat Terungkap
Nasional

Selayaknya kerajaan pada umumnya, Keraton Agung Sejagat juga memiliki sejumlah 'ornamen orisinal'. Termasuk diantaranya adalah prasasti berupa batu berukuran 1,5 meter.

WowKeren - Selayaknya kerajaan pada umumnya, Keraton Agung Sejagat yang sudah terbongkar dustanya itu juga memiliki "ornamen orisinal". Salah satunya berupa batu prasasti yang dipajang di Desa Pogung, Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah.

Batu prasasti itu pun dikeramatkan oleh para pengikut Keraton Agung Sejagat. Pasalnya "Raja" Sinuhun Totok Santosa dan "Ratu" Fanni Aminadia menyebut prasasti itu diukir oleh seorang pemahat bernama Empu Wijoyo Guno.

Namun usai polisi "ikut campur" dalam kasus ini, fakta asli di balik prasasti itu pun terungkap. Rupanya prasati berukuran 1,5 meter itu hanya sebuah batu biasa alih-alih barang bersejarah.

Prasasti itu pun diletakkan di sana hanya sebagai penanda keberadaan Keraton Agung Sejagat. Informasi ini disampaikan oleh Polda Jawa Tengah setelah melewati serangkaian penelitian ahli sejarah.

"Ya bisa dicek kok kalau palsu. Batunya diambil dari lereng gunung karena dari beberapa batu yang sebelumnya kita temukan mempunyai kontur batu sama, yang seakan-akan dinyatakan sebagai batu bersejarah," ujar Iskandar di Mapolda Jateng, Kamis (23/1).


Dan selayaknya prasasti, batu itu pun dilengkapi dengan ukiran. Namun polisi juga mengungkap "borok" di balik ukiran tersebut. Menurut Iskandar, ukiran itu ternyata disontek dari internet dan dipesankan kepada seorang pemahat batu oleh Totok.

"Totok mengakui bahwa ukiran tersebut memang dijiplak dari internet," terang Iskandar, dilansir dari Kompas pada Jumat (24/1). "Ia menggabungkan beberapa simbol agar batu itu seolah-olah batu temuan bersejarah."

Di sisi lain, kerajaan abal-abal ini telah ditutup oleh kepolisian lantaran sang raja dan ratu terbukti melakukan penipuan. Namun demikian, keberadaan kerajaan ini ternyata turut memberikan nilai positif.

Salah satunya adalah potensi untuk menjadi desa wisata, seperti disampaikan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Sebab lokasi kerajaan itu kekinian jadi ramai dikunjungi wisatawan, serta banyaknya bentang alam fantastis di sekitarnya.

"Setiap bulan atau tahun bikin acara," usul Ganjar, Kamis (23/1). "Kan banyak kuliner dan keseniannya, sayang kalau ditiadakan. Desa ini sudah terkenal, sudah ramai banget."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait