WHO Ungkap Alasan Ubah Nama Virus Corona Jadi COVID-19
Dunia

Pemberian nama COVID-19 dianggap lebih mudah diingat daripada novel coronavirus maupun 2019-nCov. 2019-nCov merupakan nama sementara yang ditetapkan oleh WHO sebelumnya.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan nama resmi dari virus corona yang baru, COVID-19. Adapun COVID-19 merupakan kepanjangan dari Corona Virus Disease 2019.

Ternyata, ada alasan dibalik ditetapkannya nama resmi ini oleh WHO. Masing-masing huruf dari nama itu memiliki makna masing-masing. Kata Co mengacu pada corona sedangkan Vi mengacu pada virus. Lalu huruf D merupakan kepanjangan dari disease atau penyakit. Sedangkan angka 19 adalah tahun ketika wabah tersebut mulai menyebar.

Sehingga, pemberian nama COVID-19 dianggap lebih mudah diingat daripada novel coronavirus maupun 2019-nCov. 2019-nCov merupakan nama sementara yang ditetapkan oleh WHO sebelumnya. Sementara di tempat virus itu berasal, Komisi Kesehatan Nasional China sebelumnya memberi penyebutan sementara "novel coronavirus pneumonia" atau NCP.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa pemberian nama tidak merujuk pada kota Wuhan yang menjadi pusat epidemi tersebut berasal. Menurutnya, memberikan nama yang tepat bisa mengantisipasi penggunaan nama lain yang justru tidak akurat.


"Memiliki nama adalah hal yang sangat penting," jelas Tedros di Jenewa, Swiss, Selasa (12/2). "Untuk mencegah penggunaan nama lain yang bisa jadi tidak akurat atau menstigmatisasi."

Dalam pemberian nama virus, WHO memang tidak merujuk pada letak geografis, hewan, individu, maupun kelompok orang. Aturan tersebut sudah tercantum dalam panduan penamaan virus yang dikeluarkan oleh organisasi PBB tersebut pada 2015 lalu. Dengan adanya panduan semacam itu diharapkan dapat menghindari stigmatisasi terhadap unsur-unsur tersebut.

Seorang profesor hukum dan pakar kesehatan masyarakat di Northeastern University, Wendy Parmet, mengatakan jika nama baru virus menyertakan referensi ke Wuhan maka dikhawatirkan akan menciptakan stigmatisasi pada orang Wuhan sendiri.

"Jika nama baru itu menyertakan referensi ke Wuhan," kata Wendy dilansir TIME, Jumat (14/2). "Itu akan menciptakan stigmatisasi luar biasa pada orang-orang Wuhan yang menjadi korban penyakit COVID-19."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru