Tiru Korea Selatan, Rapid Test COVID-19 di Jabar Bakal Ala Drive Thru Fast Food
Nasional

Opsi rapid test massal akhirnya dipilih oleh pemerintah demi mencegah wabah COVID-19 terus merajalela, dengan salah satu daerah yang ditarget adalah Jawa Barat. Skema tes ala drive thru pun menjadi sorotan.

WowKeren - Pemerintah mengaku mengkaji banyak alternatif solusi untuk menyelesaikan wabah virus Corona yang merajalela di Indonesia. Dan opsi rapid test massal ala Korea Selatan lah yang pada akhirnya dipilih pemerintah, disamping turut memberlakukan gerakan work from home dan physical distancing.

Menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, sarana-prasarana rapid test itu akan didistribusikan oleh pemerintah pusat. Salah satu daerah yang telah mendapatkan alat-alat tersebut adalah Jawa Barat yang menggelar rapid test massal pada hari ini (24/3) dan besok (25/3).

Menariknya, rapid test massal itu akan digelar melalui sistem drive thru alias layanan tanpa turun (lantatur) dari kendaraan. Tentu sistem ini mengingatkan publik pada skema pemesanan makanan cepat saji.

Tak hanya drive thru ala pesan fast food, ada kelebihan lain dari layanan rapid test massal ini. Sebab Kang Emil, demikian biasa Ridwan dipanggil, mengklaim hasilnya akan diterima dalam waktu 10 menit.

Bahkan Kang Emil sempat menggambarkan skema pelayanan rapid test, seperti diunggah di akun Instagram-nya. Nanti kendaraan akan berjajar dengan jarak tertentu di sebuah lokasi yang luas, kemudian peserta tes akan dipanggil.


Di titik pengambilan darah, spesimen diambil. Sepuluh menit proses, hasil akan keluar. Peserta yang dinyatakan negatif bisa langsung meninggalkan lokasi, sedangkan yang positif akan masuk ke tes tahap berikutnya.

"Tehnik proaktif baru yang akan dilakukan adalah melalui metode Rapid Diagnostic Test (tes darah)," tulis Emil sebagai caption unggahannya. "Dengan skala masal ribu-ribu dan cepat (10-15 menit) dengan test kit yang dikirim oleh pemerintah pusat."

"Kalau dia negatif, silakan pulang," ujar Emil, dikutip dari laman resmi Provinsi Jabar. "Tapi kalau positif kita tes lagi oleh metode PCR. Kalau betul-betul positif, tim akan membawanya ke rumah sakit."

Namun tentu menjadi pertanyaan, bagaimana nasib para pasien terkait COVID-19 yang tak memiliki kendaraan. Menanggapi hal tersebut, Emil menegaskan kendaraan merupakan tanggung jawab perangkat pemerintah setempat, seperti Lurah dan RW.

"Gambarannya, minimal stadion ada tiga jalur masuk, jadi dia datang dites di sebuah tenda ambil sampel darahnya lalu masuk ke area tunggu tanpa harus turun dari kendaraan," jelasnya. "Bagi yang tidak punya kendaraan, ketua RW dan Lurah wajib menyediakan kendaraan."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait