Sebagian Negara Wajibkan Warga Pakai Masker Dan Yang Lain Tidak, Kenapa?
Getty Images
Dunia

Sejumlah orang di belahan dunia diwajibkan untuk mengenakan masker saat keluar ruangan sebagai tindakan pencegahan virus corona sedangkan negara lainnya tidak. Kenapa?

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) di seluruh dunia telah mencapai 859.929 seperti dilansir dari Worldometers hingga Rabu (1/4) pukul 14.00 WIB. Angka kematian juga terus melonjak menjadi 42.344 korban jiwa. Sementara orang yang berhasil sembuh melawan COVID-19 dilaporkan sebanyak 178.364.

Akibatnya, sejumlah negara telah memberlakukan berbagai kebijakan dan imbauan agar masyarakat melakukan isolasi diri serta mengurangi aktivitas di luar rumah. Selain itu, sejumlah negara juga mewajibkan warganya untuk mengenakan masker jika keluar rumah.

Negara yang mewajibkan negaranya untuk mengenakan masker adalah Republik Ceko dan Slovakia. Sementara di Hong Kong, Seoul (Korea Selatan), dan Tokyo (Jepang) tidak mewajibkan warganya untuk mengenakan masker. Meski demikian, warga di tiga negara tersebut seolah akan memberikan reaksi keberatan jika melihat warga lain nekat keluar rumah tanpa mengenakan masker.

Sejak awal wabah corona, beberapa warga di belahan dunia memang sepenuhnya menggunakan masker wajah. Siapa pun yang tertangkap tidak mengenakan masker memang terancam dapat terkena diskriminasi dari masyarakat sekitar.

Walau begitu, masih banyak negara di belahan dunia lain yang masih menerima keberadaan masyarakat berkeliaran tanpa masker. Diantaranya adalah Inggris, Amerika Serikat, Australia, hingga Singapura.

Lantas mengapa beberapa negara mewajibkan warga menggunakan masker sementara yang lain tidak? Rupanya fenomena ini bukan hanya tentang arahan pemerintah dan saran medis saja, namun juga tentang budaya dan sejarah. Lantas apakah pandemi ini akan membuat semua orang harus mengenakan masker?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah memberikan imbauan resmi yang jelas mengenai penggunaan masker. Hanya dua jenis orang yang harus memakai topeng yaitu mereka yang sakit dan menunjukkan gejala, dan mereka yang merawat orang-orang yang diduga memiliki virus corona. Sementara yang lain tidak perlu mengenakan masker.


Banyaknya orang sehat yang mengenakan masker di tengah pandemi diduga agar dapat perlindungan yang dapat diandalkan. Apalagi, sejumlah penelitian saat ini menunjukkan jika virus menyebar oleh tetesan dan kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.

Meski demikian, pencegahan terbaik virus corona hingga sekarang hanyalah menjaga kebersihan. Para ahli mengatakan jika sering mencuci tangan dengan sabun dan air jauh lebih efektif ketimbang mengenakan masker.

Bagi banyak negara ini, mengenakan masker dianggap sebagai norma budaya bahkan sebelum wabah virus corona. Masker bahkan telah menjadi pernyataan mode dimana pada satu titik, masker Hello Kitty pernah dijadikan bentuk kemarahan di pasar jalanan Hong Kong.

Sementara di Asia Timur, banyak orang terbiasa memakai masker saat sakit atau saat musim kering. Pasalnya, mereka akan dianggap tidak sopan jika bersin atau batuk secara terbuka.

Wabah virus Sars 2003 juga turut mempengaruhi beberapa negara di kawasan tersebut yang menekankan pentingnya memakai masker. Khususnya di Hong Kong di mana banyak orang yang meninggal akibat virus itu.

Namun hal berbeda terjadi di Singapura dimana pemerintah justru mendesak masyarakat untuk tidak memakai masker jika sehat. Hal ini demi memastikan pasokan yang memadai untuk petugas kesehatan di tengah pandemi.

Kepercayaan masyarakat Singapura kepada pemerintah sendiri dinilai cukup besar. Ini terlihat dari banyaknya warga Singapura yang tidak mengenakan masker dan lebih menjaga kebersihan.

Sedangkan di Slovakia dan Republik Ceko, kewajiban mengenakan masker diyakini mampu memperlambat penyebaran virus. Meski demikian, pernyataan tersebut masih tidak memiliki bukti ilmiah.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait