'Kapok' Karena Corona, Kota Shenzhen di Tiongkok Larang Warganya Makan Daging Anjing dan Kucing
Dunia

Aturan yang melarang konsumsi daging anjing dan kucing di Kota Shenzhen ini akan mulai berlaku sejak 1 Mei 2020 mendatang. Otoritas Shenzhen menyebut bahwa anjing dan kucing merupakan hewan yang memiliki kedekatan emosional dengan manusia.

WowKeren - Kota Shenzhen menjadi wilayah pertama di Tiongkok yang menerapkan larangan penjualan dan konsumsi daging anjing serta kucing. Kebijakan ini diambil menyusul merebaknya pandemi virus corona (Covid-19) yang kini telah menjangkit lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia.

Diketahui, virus corona memang sempat diduga ditularkan dari hewan ke manusia. Kasus corona awal terjadi di orang-orang yang berhubungan dengan pasar hewan di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Pasar tersebut menjual beragam hewan mulai dari kelelawar, ular, hingga musang.

Aturan yang melarang konsumsi daging anjing dan kucing di Kota Shenzhen ini akan mulai berlaku sejak 1 Mei 2020 mendatang. Otoritas Shenzhen sendiri menyebut bahwa anjing dan kucing merupakan hewan yang memiliki kedekatan emosional dengan manusia.

"Larangan konsumsi anjing, kucing, serta hewan peliharaan lainnya telah menjadi praktik umum di negara-negara maju seperti Hong Kong dan Taiwan," tutur pihak pemerintah Kota Shenzhen, dilansir Reuters pada Jumat (3/4). "Pelarangan ini merupakan tanggapan dari semangat sekaligus permintaan akan semakin tingginya peradaban manusia."


Pejabat di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Shenzhen, Liu Janping, menyatakan bahwa mereka memiliki unggas, ternak, dan makanan laut yang cukup untuk dikonsumsi. "Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan liar lebih bergizi dibandingkan unggas dan ternak," jelas Liu dilansir Shenzhen Daily.

Kota Shenzhen awalnya jug mengusulkan larangan konsumsi daging kura-kura dan katak pada akhir Februari lalu. Diketahui, kedua hewan tersebut umum menjadi hidangan di wilayah selatan Tiongkok. Namun, pemerintah kota Shenzhen mengakui bahwa usulan tersebut menjadi kontroversi dan mengklarifikasi pada pekan ini bahwa keduanya bisa dimakan.

Sementara itu, organisasi Humane Society International (HSI) mencatat setidaknya ada 30 juta ekor anjing yang dibunuh untuk dikonsumsi di seluruh Asia setiap tahunnya. Kebijakan Kota Shenzhen ini lantas mendapat apresiasi dari HSI.

"Shenzhen merupakan kota pertama di dunia yang belajar dari pengalaman pandemi ini secara serius. Mereka membuat perubahan yang dibutuhkan untuk menghindari terjadinya pandemi lain," ujar Wakil Presiden Departemen Satwa Liar HSI, Teresa M Telecky. "Langkah tegas Shenzhen untuk menghentikan penjualan dan konsumsi satwa liar menjadi contoh baik bagi pemerintah di seluruh dunia."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait