Bukan 1 Meter, Berapa Jarak Aman Social Distancing Virus COVID-19 Sebenarnya?
Dunia

Imbauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama ini menyebutkan bahwa jarak aman untuk social distancing mencegah corona adalah 1 meter. Namun, pada penelitian terbaru jarak tersebut rupanya tidak tepat.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan imbauan social distancing dan physical distancing demi mencegah penyebaran virus corona COVID-19. Dalam imbauan tersebut, disarankan agar tiap orang saling menjaga jarak 3 kaki atau 1 meter agar tidak tertular virus corona COVID-19.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa saran tersebut bisa jadi keliru. Adalah Profesor MIT bernama Lydia Bourouiba yang memperingatkan dalam penelitian terbarunya bahwa pedoman WHO saat ini didasarkan pada model-model lama dari tahun 1930-an.

Alih-alih 1 meter, Bourouiba memperingatkan dalam penelitiannya bahwa tetesan air liur yang mengandung patogen dari semua ukuran dapat menempuh jarak 23 hingga 27 kaki, atau sekitar 7 hingga 8 meter. Penelitiannya tersebut telah diterbitkan dalam Journal of American Medical Association pada 26 Maret 2020 lalu.

Dalam riset tersebut, Bourouiba juga memperingatkan bahwa air liur atau droplet dapat berada di udara dalam waktu berjam-jam. “Sebuah laporan tahun 2020 dari tiongkok menunjukkan bahwa partikel virus coronavirus (SARS-CoV-2) dapat ditemukan dalam sistem ventilasi di kamar rumah sakit pasien dengan COVID-19,” jelasnya dalam penelitiannya.

“Penemuan partikel virus dalam sistem ini lebih konsisten dengan hipotesis penyebaran penyakit melalui awan gas turbulen ketimbang model dikotomi, karena menjelaskan bagaimana partikel virus dapat melakukan perjalanan jarak jauh dari pasien," sambungnya. "Apakah data ini memiliki implikasi klinis sehubungan dengan COVID-19 belum diketahui."


Bourouiba khawatir bahwa pedoman jarak aman yang digunakan saat ini terlampau sederhana. Ia menilai jika pedoman jarak aman yang digunakan sejak tahun 1930 itu kurang efektif dalam menjaga orang terpapar virus corona.

Ia kemudian menyebutkan besar kemungkinan petugas medis yang mudah terpapar virus corona saat merawat pasien. Karena itu, ia menyarankan agar lembaga yang berwenang dapat menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis yang bekerja langsung menghadapi pasien.

Dengan model embusan awan turbulen yang dinamis, rekomendasi untuk pemisahan antara 3 hingga 6 kaki (1-2 m) dapat meremehkan jarak, skala waktu, dan kegigihan di mana awan dan perjalanan muatan patogennya, sehingga menghasilkan rentang paparan potensial bagi petugas medis.

“Untuk alasan ini dan lainnya, memakai peralatan perlindungan pribadi yang tepat sangat penting bagi petugas kesehatan yang merawat pasien yang mungkin terinfeksi, bahkan jika mereka berada lebih jauh dari 6 kaki jauhnya dari pasien,” jelasnya.

Sementara itu, WHO telah menyambut baik temuan Bourouiba ini. Mereka bahkan telah memberikan tanggapan terkait temuan tersebut. "WHO dengan hati-hati memonitor bukti yang muncul tentang topik kritis ini dan akan memperbarui brief ilmiah ini ketika lebih banyak informasi tersedia," kata WHO dikutip dari USA Today.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait