Korban Tewas COVID-19 Melonjak, Ekuador Kehabisan Peti Mati Hingga Buat Dari Kardus
EPA
Dunia

Angka kematian akibat virus corona (COVID-19) melonjak tajam di Ekuador, BUAT kota Guanyaquil kehabisan peti mati sehingga terpaksa membuat dari kardus.

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) saat ini telah menyebar di 201 negara berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kenaikan kasus hingga korban jiwa masih terus mengalami kenaikan di sejumlah negara, salah satunya adalah Ekuador.

Dilansir New York Post hingga Senin (6/4), Ekuador telah memiliki 3.646 kasus COVID-19. Sebanyak 180 orang orang dikabarkan meninggal dunia sehingga menjadikan Ekuador salah satu negara terdampak corona terparah di Amerikan Latin.

Kota Guanyaquil menjadi wilayah terparah yang terkena COVID-19 di Ekuador. Angka kematian yang tinggi membuat kota ini sampai kehabisan peti mati.

Kini, warga setempat terpaksa menggunakan peti mati berbahan kardus untuk menangani pasien meninggal COVID-19. Otoritas kota Guayaquil mengaku telah menerima donasi 1.000 peti mati berbahan kardus dari produsen lokal.

Menurut pemerintah setempat, donasi peti mati ini akan digunakan di dua area pemakaman. Terlebih, banyak warga Ekuador yang tidak dapat membeli peti mati lantaran harganya terbilang begitu tinggi.


"Ini agar mereka bisa memenuhi permintaan,” kata juru bicara balai kota Guayaquil seperti dikutip kantor berita AFP, Senin (6/4). “Tidak ada peti mati di kota atau itu sangat mahal.”

Wali Kota Guayaquil sendiri menyampaikan jika peti mati dari kardus sangat membantu para korban tewas COVID-19 mendapatkan pemakaman yang layak. “Peti mati kardus akan sangat membantu dalam memberikan pemakaman yang layak bagi orang-orang yang meninggal selama darurat kesehatan ini," kata Wali Kota Guayaquil lewat akun Twitter.

Sementara itu, seorang pengusaha yang memiliki rumah duka yaitu Santiago Olivares mengakui adanya permintaan yang begitu tinggi dalam pesanan peti mati. Sayang, perusahaannya tidak dapat memenuhi seluruh permintaan tersebut.

"Saya menjual 40 peti yang saya punya di cabang pusat kota, dan 40 lainnya dari kantor pusat saya,” jelas Olivares. “Saya harus memesan 10 lagi di akhir pekan dan mereka sudah kehabisan.”

Ketidakmampuan untuk memenuhi pesanan peti mati sendiri akibat adanya kebijakan malam di Ekuador. Selama pandemi, Ekuador memberlakukan jam malam selama 15 jam.

Sontak kebijakan tersebut tidak bisa membuat Olivares pergi untuk mendapatkan bahan-bahan baku dasar peti mati. Biasanya, Olivares membeli kayu dan logam sebagai bahan-bahan dasar pembuatan peti mati. Biasanya, peti mati termurah di kota Guayaquil dijual seharga US$ 400.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru