Viral Ilmuwan Harvard Disebut Ciptakan dan Jual Virus Corona ke Tiongkok, Ini Faktanya
Dunia

Unggahan viral di media sosial menyebut bahwa seorang ilmuwan Harvard University di Amerika Serikat (AS), Dr Charles Lieber, telah menciptakan dan menjual virus corona baru tersebut ke Tiongkok sebagai senjata biologi.

WowKeren - Pandemi virus corona (Covid-19) yang kini telah mewabah di ratusan negara menimbulkan banyak kabar burung. Salah satu kabar yang baru-baru ini viral di media sosial menyebut bahwa seorang ilmuwan Harvard University di Amerika Serikat (AS), Dr Charles Lieber, telah menciptakan dan menjual virus corona baru tersebut ke Tiongkok sebagai senjata biologi.

Salah satu warganet yang membagikan kabar tersebut adalah akun Twitter @JohnBWellsCTM. Dalam cuitannya, akun itu mengklaim bahwa Lieber telah ditangkap karena menjual virus corona ke Tiongkok.

"AS baru saja mengungkap pria yang menciptakan dan menjual #viruscorona ke #Tiongkok," cuit akun tersebut pada Minggu (5/4). "Dr #CharlesLieber, Kepala Departemen Kimia dan Biologi di #HarvardUniversity, AS. Dia baru saja ditangkap pada hari ini, menurut sumber departemen Amerika."

Dr Lieber

Twitter


Unggahan tersebut juga menampilkan cuplikan berita tentang penangkapan Lieber. Dalam klaimnya, tertulis Lieber ditangkap karena membuat virus corona baru dan menjualnya ke Tiongkok. Hingga Rabu (8/4), cuitan viral tersebut sudah mendapat 21,1 ribu retweets dan 25,8 ribu likes.

Melansir Reuters pada Rabu (8/4) hari ini, seluruh klaim tersebut dipastikan adalah hoaks. Lieber memang ditangkap oleh Kementerian Kehakiman AS, namun bukan karena menciptakan dan menjual virus corona kepada Tiongkok.

Lieber dan 2 peneliti Tiongkok di luar Harvard dituntut karena berbohong soal dugaan keterlibatan mereka dengan pemerintah Tiongkok. Tuntutan tersebut merupakan upaya otortitas AS untuk memblokir "taktik Tiongkok mencuri kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Amerika".

Jaksa menuduh Liber berbohong soal partisipasinya dalam program Thousands Talents Plan besutan Tiongkok pada 28 Januari 2020 lalu. Program tersebut diketahui dibuat untuk merekrut peneliti dari luar negeri.

"Tanpa diketahui pihak Harvard University, sejak 2011, Lieber menjadi 'ilmuwan strategis' di Wuhan University of Technology (WUT) di China dan merupakan pekerja kontrak dalam Thousands Talents Plan milik China dari atau sekitar 2012 sampai 2017," demikian pernyataan resmi Kementerian Kehakiman AS, dilansir Reuters. Lieber diduga menyediakan layanan untuk program penelitian tersebut sebagai imbalan atas berbagai komisi, seperti gaji dan dana hibah. Lieber pun dituduh berbohong soal keterlibatannya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait