Penyebab Masih Misterius, Indonesia Simpan Potensi Bahaya Tsunami Nontektonik
Nasional

BMKG menyebut jika ada beberapa kasus tsunami yang terjadi di masa lalu masih belum terungkap penyebabnya. Tsunami ini diduga berkaitan dengan longsoran dasar laut.

WowKeren - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap jika wilayah perairan Indonesia menyimpan potensi tsunami non tektonik yang cukup besar. Hal itu didasarkan pada beberapa kejadian tsunami yang disebabkan oleh longsoran bawah laut, baik yang terjadi baru-baru ini maupun tsunami masa lalu yang belum terungkap penyebabnya.

"Ini merupakan pertanda bahwa wilayah perairan kita menyimpan potensi bahaya tsunami non tektonik yang cukup besar," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dilansir Antara, Selasa (28/4).

Namun sayangnya hingga kini, kajian yang membahas mengenai keterkaitan antara potensi longsoran dasar laut dengan bahaya tsunami masih belum banyak. Justru yang banyak adalah kajian risiko tsunami akibat gempa tektonik.

Lebih lanjut, Daryono menyebut jika ada beberapa kasus tsunami yang terjadi di masa lalu masih belum terungkap penyebabnya. Tsunami ini diduga berkaitan dengan longsoran dasar laut. Misalnya seperti tsunami yang terjadi di Teluk Ambon 28 November 1708, tsunami Manggarai 14 April 1855, tsunami Bacan 10 Juni 1891.


Begitu pula dengan tsunami Saparua 20 Juni 1891, tsunami Pulau Sumber Gelap 16 Maret 1917, dan tsunami Halmahera Utara 2 April 1969. Kesemua tsunami itu tidak didahului dengan gempa tektonik sebelumnya.

Tsunami Ambon 17 Februari 1674 misalkan. Tsunami mematikan tersebut menelan 2.000 lebih korban jiwa. Tsunami ini diduga diamplifikasi oleh dampak ikutan berupa longsoran dasar laut.

Kemudian ada tsunami Seram 30 September 1899 yang mengakibatkan sebanyak 4.000 orang meninggal. Begitu juga dengan tsunami Flores 12 Desember 1992 yang menyebabkan 2.500 orang meninggal.

Terbaru, ada tsunami Selat Sunda yang dipicu akibat longsoran dari Anak Krakatau pada Desember lalu. Lalu ada juga tsunami Teluk Palu akibat longsoran saat gempa Palu pada September 2018.

"Selain tsunami Selat Sunda dan Teluk Palu, kita juga pernah mengalami tsunami dahsyat akibat longsoran," lanjut Daryono. "Seperti tsunami Krakatau 1883 sebanyak 36.000 orang meninggal dan tsunami Waiteba, NTT 1979 menyebabkan 539 meninggal dan 364 hilang."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait