Garuda Indonesia Terpaksa PHK Pilot Gegara Corona, Kementerian BUMN Buka Suara
Nasional

Garuda Indonesia dikabarkan terpaksa menghentikan sejumlah pilotnya demi menyesuaikan diri dengan situasi di tengah pandemi Corona seperti saat ini. Isu ini pun mendapat tanggapan dari Kementerian BUMN.

WowKeren - Wabah virus Corona diketahui tak hanya berdampak terhadap sektor kesehatan, tetapi juga aspek kehidupan lain seperti perekonomian. Salah satu yang benar-benar dibuat babak belur oleh pandemi ini adalah bidang pariwisata dan komponen penunjangnya seperti transportasi publik.

Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., pun ikut merasakan dampak dari pandemi ini. Bahkan sebagai akibatnya Garuda Indonesia terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap setidaknya ratusan pilot, terutama yang berstatus sebagai penerbang kontrak.

Isu ini pun sampai ke telinga Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan baru-baru ini mendapat tanggapan. Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, menyatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya perihal PHK itu kepada manajemen maskapai.

Dia meminta maskapai pelat merah ini untuk menghitung dampak Corona, baik dari sisi bisnis maupun efisiensi yang dilakukan. Menurutnya, Garuda punya sejumlah pilihan, termasuk pilihan yang sulit untuk ditempuh manajemen.


"Kita serahkan kepada manajemen Garuda untuk menghitung dampak dari Corona, kosekuensi terhadap binisnya termasuk efisiensi-efisiensi yang dilakukan supaya Garuda tetap bisa bertahan dan bisa operasi," jelas Arya lewat video konferensi, Selasa (2/6). "Pasti mereka punya pilihan-pilihan, kita tahu pilihan-pilihan yang sulit."

Arya pun menilai Garuda telah memperhitungkan secara matang langkah yang ditempuh. "Keputusan yang diambil Garuda pasti yang dipikirkan secara matang, baik secara bisnis maupun manajemen," tutur Arya, seperti dilansir dari Detik Finance.

Di sisi lain, Garuda Indonesia saat ini memang tengah berada dalam situasi krisis. Sebab di tengah penurunan pendapatan yang tajam akibat pandemi COVID-19, maskapai pelat merah itu juga harus menghadapi kerugian akibat pembatalan ibadah Haji 2020.

Sebagai informasi, pemerintah memutuskan untuk meniadakan pemberangkatan jemaah Haji tahun 1441 Hijriah atau 2020. Hal ini dilakukan lantaran pandemi COVID-19 masih belum terkendali, baik di Indonesia maupun Arab Saudi.

Padahal pemberangkatan jemaah Haji ke Tanah Suci menyumbangkan setidaknya sepuluh persen total pendapatan maskapai dalam setahun. "Haji itu kontribusi 10 persen pendapatan Garuda di tahun-tahun sebelumnya. Ya kita cari pendapatan dari tempat lain," beber Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, Selasa (2/6).

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait