Pasien Meninggal Corona AS Bisa Tembus 300 Ribu Pada Oktober, Kemenkeu Tolak Lockdown Lagi
Reuters/Brian Snyder
Nasional

Pemerintah AS menyebut opsi lockdown tak lagi bisa dilirik sekalipun AS akan menghadapi wabah Corona yang jauh lebih buruk, bahkan bisa menewaskan sampai 300 ribu nyawa.

WowKeren - Tak hanya dari segi jumlah kasus positif, pasien meninggal akibat COVID-19 di Amerika Serikat memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan pemodelan terbaru dari Universitas Washington menyebut hingga Agustus 2020 mendatang sekitar 145.728 pasien bisa saja meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona.

Simulasi terus dilakukan oleh sejumlah peneliti demi memperkirakan seburuk apa situasi perkembangan pandemi Corona di negeri Paman Sam. Dan yang terbaru, seperti disimulasikan oleh Geudng Putih, angka kematian akibat Corona bisa mencapai 169.890 pada 1 Oktober 2020 mendatang. Angka itu kemungkinan bisa menyusut menjadi 133 ribu atau memburuk sampai menginjak hampir 300 ribu nyawa.

Lebih lanjut, kematian harian di AS nantinya diprediksi akan berkurang pada Juni dan Juli 2020. Situasi ini diperkirakan akan stabil sampai Agustus, sebelum kembali melonjak tajam pada September 2020.

"Kalau pemerintah tak sanggup mengendalikan perkembangan (wabah) pada September, kita akan menghadapi kondisi lebih berbahaya lagi pada Oktober," jelas Dr. Christopher Murray selaku Direktur Institute for Health Metrics and Evaluation di Fakultas Kesehatan Universitas Washington. "Situasi bisa jadi semakin memburuk pada November dan bulan-bulan berikutnya apabila pandemi ini mengikuti pola pneumonia musiman."


Simulasi ini tak hanya menjadi momok bagi pelaku sektor kesehatan, tetapi juga perekonomian. Dan menanggapinya, Menteri Keuangan Steven Mnuchin menyebut pemerintah pusat tak akan lagi melirik opsi lockdown untuk mengatasi pandemi.

"Kita tidak bisa menghentikan perekonomian lagi," ujar Mnuchin, Kamis (11/6) waktu setempat. "Berdasarkan apa yang kami amati, jika perekonomian kembali ditutup, justru dampak buruknya akan jauh lebih besar. Bukan hanya dampak ekonomi, masalah kesehatan dan berbagai aspek lain juga akan terhambat."

Hal senada juga kembali diungkap oleh Dr. Murray. Bahkan sang peneliti menilai apabila terjadi gelombang kedua wabah seperti simulasi yang dibuatnya, maka AS mungkin kolaps bukan karena masalah kesehatan tetapi dari segi perekonomiannya.

"(AS bisa saja kolaps) karena sudah lelah dengan karantina, ekonomi negara juga sangat terdampak oleh karantina," jelas Murray, seperti dilansir dari CNN, Jumat (12/6). "Penutupan (lockdown) jilid kedua mungkin bisa berdampak jauh lebih besar pada bisnis-bisnis yang bisa berujung pada kemungkinan terburuk."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru