Jadi 'Obat' Corona, Remdesivir Ternyata Mampu Cegah Kerusakan Paru-paru Pasien
Health

Sebuah penelitian menyebutkan jika penggunaan remdesivir untuk penanganan pasien virus corona (COVID-19) mampu mencegah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh virus mematikan tersebut.

WowKeren - Penggunaan remdesivir untuk menangani virus Corona (COVID-19) telah diizinkan di sejumlah negara di dunia. Pasalnya, obat untuk virus ebola tersebut dinilai memiliki khasiat untuk menyembuhkan pasien COVID-19.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis Nature, memperlihatkan remdesivir, obat antivirus yang belakangan digunakan untuk pasien virus Corona, mampu mencegah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh COVID-19.

Sekedar informasi, remdesivir yang diproduksi oleh Gilead Sciences adalah obat pertama yang menunjukkan peningkatan tingkat kesembuhan pada pasien COVID-19 dan pengembangannya dalam uji klinis diawasi dengan ketat.

Dilansir Daily Mail, pada studi tersebut, 12 monyet rhesus macaque diinjeksi dengan virus Corona. Enam di antaranya diberikan remdesivir 12 jam setelah terinfeksi dan kelompok lain diberikan beberapa waktu setelahnya.

"Hasilnya, kelompok yang menerima remdesivir sedini mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan paru," demikian bunyi kutipan dari situs tersebut. "Penulis penelitian menyarankan bahwa remdesivir harus dipertimbangkan sebagai obat yang diberikan secepat mungkin untuk mencegah penyakit dan kerusakan paru pada pasien COVID-19."


Remdesivir telah digunakan secara darurat pada pasien COVID-19 yang mengalami kondisi parah di Amerika Serikat, India, Jepang, dan Korea Selatan. Beberapa negara lain di Eropa juga mulai menggunakannya di bawah pengawasan yang ketat.

Percobaan obat untuk penanganan virus Corona pada manusia tengah berlangsung. Di data awal yang dihimpun oleh National Institutes of Health (NIH) menunjukkan pasien Corona yang diobati dengan remdesivir memiliki risiko 30 persen lebih rendah meninggal karena penyakit tersebut.

Pemberian remdesivir sedini mungkin dapat menghentikan perkembangan penyakit pasien mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut, itu akan menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya.

Sebelumnya, CEO perusahaan bioteknologi Gilead Sciences pun menjanjikan jika remdesivir mulai beredar ke 27 negara pada awal bulan Mei lalu. Gilead Sciences pun telah mencapai kesepakatan lisensi dengan lima perusahaan pembuat obat generik untuk memproduksi obat tersebut.

"Kelima perusahaan pembuat obat, yakni Mylan, Cipla, Ferozsons Laboratories, Hetero Labs, dan Jubilant Lifesciences, akan memproduksi remdesivir yang akan didistribusikan ke negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, serta beberapa negara berpenghasilan menengah ke atas yang menghadapi pandemi COVID-19," kata pernyataan Gilead pada Selasa (12/5) lalu.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru