Oxford Buat Vaksin Corona, Klaim Bikin Kebal Selama Setahun
Dunia

Vaksin corona (COVID-19) tengah memasuki fase uji coba pada manusia. Perusahaan obat AstraZeneca yang mendukung pengujian tersebut mengklaim jika vaksin ini dapat memberi kekebalan pada pasien dalam jangka waktu lama.

WowKeren - Pembuatan vaksin corona (COVID-19) tengah dikebut saat ini. Pasalnya, jumlah orang yang terinfeksi virus berbahaya tersebut telah menyentuh angka 8,4 juta lebih di seluruh dunia.

Salah satu yang tengah mengebut dalam pembuatan vaksin adalah peneliti Universitas Oxford. Saat ini mereka telah melakukan uji coba pada manusia. Pengujian ini sedniri juga mendapatkan dukungan dari perusahaan obat asal Inggris AstraZeneca.

Dilansir dari Sky, AstraZeneca sudah mencapai kesepakatan untuk memproduksi sampai 2 miliar vaksin buatan Oxford dan akan didistribusikan ke seluruh dunia. Tentu dengan catatan, vaksin itu manjur buat melawan COVID-19.

Pascal Soriot selaku Chief Executive AstraZeneca menyebutkan fase ketiga uji coba vaksin dari Oxford segera dimulai di Inggris. Fase ini biasanya adalah tahap terakhir di mana kemanjuran dan keamanannya diuji pada ribuan relawan.

Ketika ditanya semanjur apa vaksin Oxford, Soriot mengklaim dapat memberikan perlindungan terhadap virus Corona cukup lama. "Kami pikir bahwa vaksin itu akan melindungi sampai sekitar satu tahun," katanya.


"Jika semuanya berjalan dengan baik, kami akan mendapat hasil trial klinis di bulan Agustus atau September," imbuhnya. "Kami secara paralel akan membuatnya di pabrik. Kai akan siap menyebarkannya dari Oktober jika semua lancar."

Memang tetap ada kemungkinan vaksin tersebut tidak manjur. AstraZeneca sebelumnya mengakui bisa saja vaksin Oxford tidak berhasil meski sudah didukung penuh termasuk dari sisi produksi.

Vaksin Oxford ini sekarang diberi nama AZD1222. Setelah divaksinasi, sistem imun tubuh didesain untuk menyerang COVID-19 seandainya ada infeksi virus tersebut.

Sementara itu, seorang ahli kesehatan mengungkap upaya produksi vaksin yang terus dikebut itu tersimpan satu kelemahan besar. Menurutnya, vaksin perdana yang mungkin meluncur nantinya ternyata bukan untuk mencegah seseorang terinfeksi COVID-19 namun hanya mencegah seseorang mengalami gejala klinis parah ketika terinfeksi COVID-19.

"Apakah (vaksin) dapat melindungi tubuh dari infeksi (virus Corona)? Apakah ini bisa melindungi kita dari gejala klinisnya? Atau vaksin hanya melindungi dari gejala-gejala klinis (COVID-19) yang berat?" ungkap Guru Besar dari Imperial College London, Robin Shattock, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (15/6). "Sangat memungkinkan vaksin (yang diproduksi) hanya melindungi tubuh dari sejumlah gejala klinis serius."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru