Bukan Dexamethasone, India Justru Pasarkan Obat Ini untuk Pengobatan COVID-19
AFP
Health

Obat ini merupakan hasil eksperimental Gilead Science, sebuah perusahaan farmasi India. Disebutkan produksi dan pemasaran obat ini mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat-Obatan India (DGCI).

WowKeren - Organisai Kesehatan Dunia (WHO) mendukung penggunaan obat dexamethasone atau deksametason untuk menangani pasien virus corona (COVID-19). Obat ini diketahui merupakan hasil penelitian dari Inggris. Kendati demikian, India justru memilih untuk memasarkan obat lain untuk pengobatan corona.

Regulator obat India telah memberikan lampu hijau kepada Hetero Labs untuk memproduksi dan memasarkan versi generik dari remdesivir untuk pengobatan COVID-19. Pengobatan ini merupakan hasil eksperimental Gilead Science, sebuah perusahaan farmasi India.

Obat yang akan dipasarkan memiliki nama Covifor dan dijual dengan harga antara 5.000 hingga 6.000 rupee untuk dosis 100 miligram. Menurut laporan Indian Express, India Cipla telah menerima persetujuan dari Badan Pengawas Obat-Obatan India (DGCI) untuk memproduksi dan memasarkan obat tersebut. Namun, Cipla dan DGCI sendiri tidak memberikan keterangan resmi pada media.

Gilead Sciences menandatangani lisensi non-eksklusif bulan lalu dengan lima produsen obat generik yang berbasis di India dan Pakistan, untuk memperluas pasokan pengobatan bagi pasien COVID-19. Pakta tersebut memungkinkan Jubilant Life Sciences Ltd, Cipla, Hetero Labs, Mylan NV dan Ferozsons Laboratories Ltd untuk membuat dan menjual obat di 127 negara.


Di sisi lain, WHO menganjurkan penggunaan dexamethasone di berbagai negara untuk pengobatan corona. Dexamethasone merupakan obat yang dinilai relatif murah dan tersedia luas di dunia. Obat steroid ini dinilai memiliki dosis yang rendah dan diklaim telah menjadi terobosan besar dalam menyelamatkan nyawa pasien virus corona yang memiliki gejala berat.

Para peneliti yang dipimpin oleh tim dari University of Oxford telah melakukan penelitian efek dexamethasone terhadap pasien COVID-19. Penelitian tersebut bahkan menjadi salah satu uji coba terbesar di dunia yang diterapkan saat merawat pasien virus corona secara langsung.

Mereka telah mencoba memberikan obat ini ke lebih dari 2.000 pasien virus corona yang menunjukkan gejala parah. Hasilnya, pasien positif COVID-19 yang sampai harus menggunakan bantuan ventilator dapat mulai membaik setelah diberikan dexamethasone. Bahkan, risiko kematian akibat COVID-19 menjadi berkurang hingga 35 persen berkat obat tersebut.

Dexamethasone disebutkan mampu mengurangi risiko kematian akibat virus corona dengan rasio satu banding tiga bagi pasien yang menggunakan ventilator. Sedangkan bagi pasien yang menggunakan tabung oksigen, risiko kematian dapat berkurang hingga 1 banding lima.

Para peneliti menyesalkan bagaimana obat dexamethasone tidak digunakan di Inggris sejak awal pandemi virus corona merebak. Pasalnya, peneliti telah menghitung setidaknya akan ada 5.000 nyawa yang mampu diselamatkan jika obat ini digunakan sejak awal.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru