Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok Dilaporkan Telah Berakhir, Pandemi Corona Jadi Penyebabnya
Getty Images
Dunia

Penasihat perdagangan AS menyebutkan bahwa alasan berakhirnya kesepakatan tersebut adalah akibat ulah Tiongkok yang tidak memberi peringatan tentang wabah virus corona (COVID-19) sejak awal.

WowKeren - Penasihat perdagangan Amerika Serikat, Peter Navarro, mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan antara AS dan Tiongkok telah berakhir.

Dalam keterangannya, Navarro menyebutkan bahwa alasan berakhirnya kesepakatan tersebut adalah akibat ulah Tiongkok yang tidak memberi peringatan tentang wabah virus corona (COVID-19) sejak awal. "Ini sudah berakhir," kata Navarro kepada Fox News dalam sebuah wawancara.

Lebih lanjut, Peter Navarro pun menambahkan bahwa pembatalan perjanjian juga terjadi karena AS mengetahui tentang penyebaran virus corona, tak lama setelah delegasi Tiongkok meninggalkan Washington saat perjanjian damai dilakukan pada 15 Januari lalu.

Navarro mengklaim bahwa Tiongkok sengaja mengirim ratusan ribu orang ke AS untuk menularkan virus corona. "Pada saat itu, mereka telah mengirim ratusan ribu orang ke negara ini untuk menyebarkan virus itu, dan hanya beberapa menit setelah roda pesawat (terbang) mereka lepas landas (meninggalkan AS), kami baru mulai mendengar tentang pandemi ini," kata Navarro.

Hubungan AS-Tiongkok memang telah memburuk sejak awal tahun, ketika wabah COVID-19 yang berasal dari Kota Wuhan di China, ditemukan di AS. Bahkan pada Kamis pekan lalu, Trump memperbarui ancamannya pada Tiongkok sebagai buntut dari pandemi ini. Presiden kontroversial itu mengatakan akan memutuskan hubungan dengan Tiongkok.


Hal tersebut disampaikan Trump sehari setelah Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer berbicara di Kongres AS. Lighthizer menilai Tiongkok sejauh ini sudah memenuhi persyaratan dan perjanjian perdagangan fase satu guna meredakan perselisihan keduanya.

Trump lantas menulis cuitan di Twitter dan mengaku akan tetap mempertahankan opsi kebijakan "decoupling". Atau pemisahan antara ekonomi negara yang dahulunya memiliki keterikatan yang kuat. "Itu bukan kesalahan Duta Besar Lighthizer (kemarin di Komite) karena mungkin saya tidak menjelaskan," kata Trump. Tetapi AS tentu saja mempertahankan opsi kebijakan, dalam berbagai kondisi, decoupling lengkap dari Tiongkok."

Mei lalu, Trump bahkan mengaku tak tertarik lagi berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan ingin memutus hubungan ekonomi kedua negara. Sejumlah UU juga tengah digodok untuk memindahkan manufaktur AS dari Tiongkok dan mendepak perusahaan negeri Tirai Bambu dari Wall Street.

Sebagai informasi tambahan, pemerintah AS memang selalu menyalahkan Tiongkok selama pandemi COVID-19. Menlu AS, Mike Pompeo, smepat menyerukan penyelidikan asal-usul virus corona yang diduga bocor dari laboratorium di Wuhan, Tiongkok. AS juga menuding Negeri Tirai Bambu sengaja menyembunyikan informasi tentang virus tersebut pada negara lainnya, sehingga pandemi corona tak bisa langsung diatasi.

Bahkan pada bulan lalu, Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat keluar dari WHO karena ia berpandangan organisasi kesehatan dunia itu tidak cukup agresif dalam menghukum Tiongkok karena menyesatkan informasi tentang virus corona.

Sementara Tiongkok sendiri selalu membantah tudingan tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, menegaskan bahwa WHO telah melakukan penyelidikan dan menyatakan tidak ada bukti nyata yang mengindikasikan bahwa COVID-19 dibuat di negeri Tirai Bambu.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait