Sembuh dari COVID-19, Puluhan Ribu Pasien Penyintas Ternyata Alami Kerusakan Paru Permanen
Dunia

Para dokter mengatakan jika pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 berpotensi mengalami jaringan parut (fibrosis) pada paru-paru yang disertai gejala ringan lain.

WowKeren - Dunia telah mencatat lebih dari 9 juta penduduk telah terinfeksi virus corona (COVID-19). Meski kasus kematian lebih dari 480 ribu namun jumlah pasien yang berhasil sembuh jauh lebih banyak.

Lebih dari setengahnya, yakni sekitar 5 juta pasien telah dinyatakan sembuh. Faktor kekebalan tubuh disebut-sebut memainkan peranan penting dalam tubuh seseorang untuk melawan virus jahat ini.

Meski demikian, ada hal yang perlu diperhatikan oleh para penyintas virus ini. Dr Sam Hare, Anggota komite eksekutif dari British Society of Thoracic Imaging sekaligus penasihat untuk Royal College of Radiologists, mengungkap hasil penelitiannya.

Puluhan ribu pasien penyintas COVID-29 rupanya mengalami kerusakan permanen pada bagian paru-paru. Para dokter mengatakan jika pasien tersebut mengalami jaringan parut (fibrosis) pada paru-paru yang disertai gejala ringan lainnya, seperti batuk dan kelelahan.


"Dalam pemindaian selama enam minggu," kata dia dilansir dari The Sun, Rabu (24/6). "Sejauh ini saya melihat sekitar 20-30 persen pasien yang dirawat di rumah sakit menunjukkan kerusakan paru-paru permanen."

Karena kondisi ini sangat mengkhawatirkan, Sam mengatakan jika pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 pun harus melakukan pemeriksaan untuk mengecek kondisi paru-paru mereka. Terkait penyebab terbentuknya fibrosa paru-paru ini, dipicu oleh respons imun tubuh yang berlebihan.

Sehingga hal ini mengakibatkan banyak lendir dan cairan yang mengisi kantung udara di paru-paru. Alhasil, pasien pun menjadi sulit bernapas sehingga harus dibantu dengan ventilator.

Studi di Tiongkok sebelumnya juga menyebutkan hal yang sama. Pasien yang sembuh dari COVID-19 mengalami kerusakan paru-paru permanen. Tak hanya pada pasien COVID-19, fibrosis paru juga terbentuk pada 60 persen paru-paru pasien yang pernah terpapar MERS dan SARS.

"Kekhawatiran saya sebenarnya adalah tidak pernah menyangka sebelumnya dalam hidup kita," kata Prof Gisli Jenkins, dari National Institute for Health Research. "Begitu banyak orang yang mengalami cedera paru-paru yang sama di saat yang bersamaan."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru