WHO Akui Masih Ragukan Keamanan Vaksin COVID-19 Buatan Rusia
AFP
Health

WHO belum bisa memberi jaminan bagi vaksin COVID-19 Sputnik V yang diproduksi oleh Rusia lantaran menurut mereka vaksin tersebut masih harus melewati tahap prakualifikasi.

WowKeren - Rusia mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh negara tersebut telah didaftarkan dan siap digunakan. Vaksin hasil pengembangan Rusia ini diklaim cukup efektif dan membentuk kekebalan. Kendati demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih meragukan vaksin tersebut.

WHO belum bisa memberi jaminan bagi vaksin COVID-19 Sputnik V yang diproduksi oleh Rusia lantaran menurut mereka vaksin tersebut masih harus melewati tahap prakualifikasi. "Kami berhubungan erat dengan otoritas kesehatan Rusia dan diskusi sedang berlangsung sehubungan dengan kemungkinan prakualifikasi vaksin WHO," demikian kata juru bicara WHO, Tarik Jasarevic.

"Tetapi sekali lagi prakualifikasi vaksin apa pun mencakup tinjauan dan penilaian yang cermat dari semua data keamanan dan kemanjuran yang diperlukan," lanjut Tarik Jasarevic dalam jumpa pers, sebagaimana dilansir dari CNN pada Rabu (12/8).

Hal serupa dinyatakan oleh peneliti rekanan senior di Universitas Southampton, Michael Head, yang mengaku meragukan kemanjuran vaksin Sputnik V. Dia menduga vaksin itu hanya diuji ke beberapa orang, dan pemerintah Rusia dinilai terlalu terburu-buru dalam menyetujui vaksin itu.

Menurut standar dunia, uji klinis tahap tiga sebuah vaksin harus melibatkan sekitar 10 ribu orang dan memakan waktu berbulan-bulan. Tahap itu juga dinilai menjadi satu-satunya tahapan eksperimen untuk menguji apakah vaksin itu aman dan manjur. Sebagai perbandingan, uji tahap akhir vaksin di Amerika Serikat mewajibkan untuk diuji coba kepada 30 ribu relawan.


Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan vaksin tersebut telah menjalani serangkaian pengujian yang tepat dan aman. Putin menyatakan penggunaan vaksin Sputnik V sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Kesehatan Rusia. Bahkan Putin mengklaim putrinya menjadi relawan dalam uji klinis vaksin.

"Dalam hal ini, dia ikut dalam percobaan. Setelah vaksinasi pertama, dia memiliki suhu tubuh 38 derajat celcius, sedangkan hari berikutnya sedikit di atas 37 derajat celcius. Setelah suntikan kedua, vaksinasi kedua, suhunya juga naik sedikit, lalu semuanya beres, dia merasa baik dan titer (antibodi) tinggi," ucapnya.

"Saya ingin menegaskan bahwa ini telah lulus semua tes yang diperlukan. Yang paling penting adalah memastikan keamanan penuh penggunaan vaksin dan efektivitasnya," tegasnya.

Sebelumnya, Rusia memang telah mengumumkan bakal meluncurkan dua produk vaksin pada September dan Oktober. Vaksin pertama sedang dikembangkan oleh Gamaleya yang berbasis di Moskow dan Kementerian Pertahanan. Vaksi kedua milik laboratorium negara Vektor. Pejabat setempat mengklaim bahwa satu yang diujicobakan oleh Gamaleya telah mencapai tahap pengembangan lanjutan dan akan lulus pendaftaran negara.

Rusia, yang memiliki jumlah kasus COVID-19 terbesar keempat di dunia, diketahui sedang berusaha keras menjadi negara pertama yang memproduksi vaksin COVID-19. Hal ini dinyatakan oleh Kirill Dmitriev, kepala departemen yang membiayai uji coba vaksin dari Gamaleya.

"Ini momen Sputnik," katanya, merujuk pada peluncuran satelit angkasa luar angkasa pertama Rusia oleh Rusia pada tahun 1957. "Rusia akan sampai di sana dulu."

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru