'Abaikan' Pecah Rekor Baru, Anies Baswedan Klaim Corona Jakarta Terkendali Karena Alasan Ini
Nasional

Gubernur DKI Jakarta itu mengungkap sisi positif di balik lonjakan jumlah pasien COVID-19 yang mencapai 1.114 orang pada Minggu (30/8). Ia pun menilai pengendalian wabah di Ibu Kota masih baik.

WowKeren - DKI Jakarta baru saja memecahkan rekor baru dari segi jumlah kasus positif COVID-19, yakni mencapai 1.114 orang pada Minggu (30/8) kemarin. Namun fakta ini tampaknya "diabaikan" oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang nyatanya malah mengklaim penanganan COVID-19 di Ibu Kota masih terkendali.

Anies sendiri menarik kesimpulan itu karena melihat jumlah pasien yang meninggal dunia akibat COVID-19 tetap rendah. Selain itu terjadi pula penurunan jumlah kasus aktif alias pasien-pasien COVID-19 yang masih menjalani perawatan.

"Meskipun angka kasus baru naik, bila jumlah kasus aktif menurun dan bila angka kematian rendah, artinya penanganan relatif terkendali," tutur Anies kala memberi sambutan di webinar YouTube SDGs Jakarta, Senin (31/8). Anies sendiri merujuk pada data kematian akibat COVID-19 di Jakarta yang menurutnya lebih rendah ketimbang tingkat nasional dan global dalam sepekan terakhir.

Anies menyebut angka kematian akibat COVID-19 di Jakarta dalam sepekan terakhir mencapai 3 persen. Sedangkan angka kematian nasional adalah 4,3 persen dan secara global adalah 3,4 persen.


"Indonesia tanpa Jakarta, bila Jakarta dikeluarkan, maka case fatality rate 4,7 persen," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, dilansir dari Kompas. Anies pun kembali menekankan, lonjakan kasus positif yang ditemukan menunjukkan bahwa DKI Jakarta sudah dengan efektif melakukan pengetesan dan pelacakan secara masif.

"Ini menggambarkan bahwa aktivitas testing masif yang kami lakukan membuat kami bisa testing kasus secara dini," tutur Anies. "Sehingga mereka yang memiliki penyakit bawaan atau mereka yang mempunyai risiko fatal karena usia dan lain-lain, mereka bisa dilakukan isolasi dini atau dirawat."

Di sisi lain, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan penyebab timbulnya lonjakan yang luar biasa tinggi pada Minggu (30/8) kemarin. Dinkes DKI Jakarta rupanya mengaitkannya dengan liburan panjang selama long weekend.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI, Dwi Oktavia mengungkapkan bahwa 70 persen dari kasus positif yang dikonfirmasi kemarin diambil spesimennya pada Senin (24/8) atau Selasa (25/8). Dengan masa inkubasi virus selama 6 hari, maka periode penularan tertinggi kemungkinan terjadi pada Minggu (16/8) atau Senin (17/8).

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait