1 PKL Meninggal Akibat Positif Corona, Pemkot Yogyakarta Tetap Buka Malioboro
Nasional

Pemkot Yogyakarta tetap membuka kawasan wisata Malioboro kendati ada 1 pedagangnya yang dikonfirmasi meninggal dunia akibat COVID-19. Saat ini total ada 15 kontak erat yang berhasil ditelusuri.

WowKeren - Malioboro merupakan kawasan yang selalu ramai pengunjung di DI Yogyakarta. Namun belum lama ini otoritas setempat mengonfirmasi ada satu pedagang kaki lima di sana yang positif COVID-19.

Kendati demikian, Pemerintah Kota Yogyakarta sepakat untuk tidak menutup kawasan Malioboro. Namun Pemkot akan mencegah penyebaran wabah dengan menutup zona tempat PKL terkonfirmasi positif virus Corona.

"Belum perlu dilakukan penutupan sementara Malioboro. Kita masih memberikan izin bagi ruas-ruas di zona 3 maupun zona lain," terang Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Selasa (8/9).

Diketahui yang terkonfirmasi positif mengidap COVID-19 adalah seorang PKL berjenis kelamin perempuan berusia 68 tahun. Yang bersangkutan selama ini berjualan tas dan dompet di zona tiga Malioboro.

Saat ini Pemkot Yogyakarta pun sudah melakukan contact tracing atas kasus yang menyebabkan sang PKL meninggal dunia. Total sudah ada 15 orang yang disimpulkan melakukan kontak erat.


Ketujuh di antaranya adalah anggota keluarga serta ada pula yang sempat mengantar berobat serta berjualan. Sedangkan delapan orang lainnya merupakan rekan sesama pedagang di Malioboro.

"Kita masih tracing dan swab. Keputusan lanjut akan melihat hasil tracing seperti apa," ungkap Heroe, dilansir dari Medcom. "Jumlah kontak erat sekitar 15 dan harus kita swab. Yang swab baru satu orang."

Saat ini Pemkot Yogyakarta menginstruksikan melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan disinfektan di zona 3 tempat mendiang berjualan dan sekitarnya. Selain itu PKL yang sempat melakukan kontak erat dengan yang bersangkutan juga diminta melakukan isolasi mandiri.

Kendati tak mengurangi kesigapan dalam menelusuri kontak erat mendiang, Heroe pun mengingatkan agar masyarakat lebih aktif mematuhi protokol kesehatan. Yakni bagi golongan rentan tertular seperti lansia, terutama yang memiliki komorbid alias penyakit bawaan, sebaiknya membatasi aktivitas di rumah.

"Sejak awal sudah disampaikan ke komunitas agar lansia tidak beraktivitas di luar rumah, termasuk yang punya komorbid (penyakit bawaan). Dari kasus ini, mau menguatkan kembali pesan itu. Kasus positif banyak tanpa gejala. Penyebaran akan besar kalau lansia tak membatasi interaksi," pungkasnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait