Kematian Akibat COVID-19 Tembus Lebih dari 1 Juta Jiwa, WHO dan PBB Prihatin
Reuters
Dunia

Jumlah resmi kematian COVID-19 di seluruh dunia melampaui angka satu juta jiwa. Angka tersebut menjadi statistik suram terkait pandemi yang telah melumpuhkan ekonomi global.

WowKeren - Angka kematian akibat COVID-19 telah melampaui 1 juta jiwa. Terkait hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa satu juta kematian akibat COVID-19 merupakan tonggak sejarah yang sangat menyedihkan.

"Begitu banyak orang yang tak sedikit kehilangan kerabat dan tidak memiliki kesempatan mengucapkan perpisahan. Banyak orang yang meninggal sendirian. Ini adalah kematian yang sangat sulit dan terisolasi," kata juru bicara WHO, Margaret Harris, dalam konferensi pers di Jenewa. "Satu hal positif dari virus ini adalah dapat ditekan dan bukan flu."

Keprihatian serupa juga disampaikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Tonggak angka satu juta sangat menyiksa," ujar Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Dia menekankan sangat penting bagi komunitas internasional untuk belajar dari kesalahan yang dibuat dalam 10 bulan pertama pandemi.

"Angka ini begitu memprihatinkan, tapi kita harus tetap saling peduli dan menjaga nyawa tiap-tiap individu," ujar Guterres menambahkan.

Jumlah resmi kematian COVID-19 di seluruh dunia melampaui angka satu juta pada Selasa. Angka tersebut menjadi statistik suram terkait pandemi yang telah melumpuhkan ekonomi global, membuat sistem kesehatan kewalahan dan mengubah cara hidup masyarakat.


COVID-19 pertama kali dilaporkan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir tahun lalu ketika dokter mulai memperhatikan orang-orang sakit parah dengan bentuk baru pneumonia misterius. Meskipun ada penutupan perbatasan dan karantina, virus itu menyebar ke seluruh dunia. WHO kemudian menyatakan wabah itu sebagai pandemi pada Maret.

"Jika ada, angka yang saat ini dilaporkan mungkin mewakili perkiraan yang terlalu rendah dari orang-orang yang tertular COVID-19 atau meninggal sebagai penyebabnya," kata Mike Ryan, ahli darurat utama WHO, dalam sebuah pengarahan di Jenewa.

"Ketika Anda menghitung apa pun, Anda tidak dapat menghitungnya dengan sempurna, tetapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa jumlah saat ini kemungkinan lebih rendah dari jumlah sebenarnya dari COVID-19," paparnya menambahkan.

Sejauh ini, Amerika Serikat telah melaporkan kematian terbanyak sebesar 205.031. Diikuti oleh Brasil (142.058), India (95.542), Meksiko (76.430), dan Inggris (42.090).

Dalam hal ini, para ahli mengatakan pengujian dan pelacakan kontak sangat penting untuk mengendalikan penyakit. WHO pun sudah mengumumkan bahwa sekitar 120 juta tes diagnostik cepat untuk virus akan tersedia untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah selama enam bulan ke depan.

"Tes tersebut memberikan hasil yang dapat diandalkan hanya dalam 15 menit," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Jumlah total kasus virus corona di seluruh dunia telah melampaui 33 juta, sementara hampir 23 juta orang telah pulih.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru