Mahfud Sebut Gugatan Soal Papua di Sidang PBB Terus Turun: Tinggal Vanuatu
Nasional

Mahfud menjelaskan jika dulu pada 2016 silam, ada sedikitnya 7 negara yang mengusik hubungan antara Indonesia dengan Papua. Lalu tahun berikutnya semakin turun.

WowKeren - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut jika jumlah negara yang berupaya mengusik Indonesia dengan isu Papua terus berkurang. Terutama sejak empat tahun terakhir.

Kendati demikian, ia menyebut masih ada Vanuatu yang rupanya ikut menyinggung dugaan pelanggaran HAM di Papua. Diketahui, saat sidang umum PBB ke-75 belum lama ini, negara kecil tersebut kembali menyoal Papua.

"Sejak 2016 sampai sekarang, gugatan-gugatan tentang hubungan Indonesia dan Papua sikap Indonesia dengan rakyat papua berkurang terus," ujar Mahfud dalam konferensi pers virtual, Kamis (1/10). "Sekarang tinggal Vanuatu."

Ia kemudian menjelaskan jika dulu pada 2016 silam, ada sedikitnya 7 negara yang mengusik hubungan antara Indonesia dengan Papua. Lalu tahun berikutnya turun hingga tahun 2019 tinggal 3 negara saja.


"Dulu ada 7 (negara) pada 2016, turun jadi 6 (2017)," jelas Mahfud. "4 (2018), (tahun 2019) kemarin 3 dan sekarang tinggal Vanuatu. Ini dendam menarik."

Lebih jauh, Mahfud menegaskan jika isu dan tuduhan pelanggaran HAM yang dilayangkan beberapa pihak adalah upaya untuk memprovokasi dengan memfitnah pemerintah Indonesia. Menurutnya, hal ini memang tidak bisa dilepaskan begitu saja.

"Kita tidak bisa melepaskan diri gitu aja dari tuduhan pelanggaran HAM. Tapi kita juga enggak konyol," tutur dia. "Padahal itu provokasi dari negara lain untuk ambil keuntungan dari Papua dan fitnah di Indonesia ada pelanggaran HAM."

Ia pun juga mengapresiasi diplomat muda Indonesia yang telah memberikan jawaban tegas pada Vanuatu. Menurutnya, Indonesia bangga dengan apa yang dilakukan oleh Sekretaris Kedua PTRI New York Silvany Austin Pasaribu.

"Soal Silvany (beri) hak jawab klaim Vanuatu. Kita semua bangga punya diplomat Silvany," tutur Mahfud. "Bukan kerja dia sendiri, tapi dari kolektif korps diplomatik di PBB di New York."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait