Siap Disuntikkan November, Vaksin COVID-19 Dinilai Tak Serta Merta Pulihkan Ekonomi RI
Nasional

Indonesia masih dihadapkan pada persoalan distribusi vaksin dalam negeri mengingat jumlah dosis yang tersedia pada akhir 2020 hingga 2021 diprediksi masih terbatas.

WowKeren - Pemerintah mengklaim siap melakukan vaksinasi COVID-19 bulan depan, November. Untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, pemerintah telah menggandeng 3 perusahaan farmasi.

Kendati demikian, perlu digarisbawahi jika vaksinasi tidak akan dilakukan secara serentak pada seluruh rakyat. Ada kalangan prioritas sehingga vaksinasi tahap awal akan dilakukan pada sebagian penduduk saja.

Vaksin COVID-19 menjadi komoditas yang dinanti-nanti, bahkan disebut-sebut bisa menjadi kunci pemulihan ekonomi yang kian terpuruk. Kendati demikian, Ekonom Senior sekaligus Menteri Keuangan (Periode 2013-2014) Chatib Basri menilai jika pemulihan ekonomi tak bisa dalam sekejap mata.

Pasalnya, Indonesia masih dihadapkan pada persoalan distribusi vaksin itu sendiri. Sebab, jumlah dosis yang tersedia pada akhir 2020 hingga 2021 diprediksi belum bisa menutup semua kebutuhan dalam negeri.

"Katakanlah vaksin tersedia Januari atau Desember tahun ini," ujar Chatib seperti dilansir CNBC Indonesia, Rabu (14/10). "Terus kita mau kasih berapa orang, saya membaca kira-kira 170 juta sampai 180 juta, dalam jangka pendek 25 juta dan fokus ke tenaga kesehatan dan lansia."


Selain itu, untuk melakukan vaksinasi juga diperlukan tenaga medis yang memadai. Dalam melakukan distribusi, setidaknya, kata Chatib butuh waktu penuh satu tahun.

"Kalau saya pakai angka 25 juta saja, dalam 365 hari dibutuhkan 68.000 vaksin per hari," jelasnya. "Kita ada resources atau tidak untuk suntik orang 68.000 setiap hari, tidak ada lebaran, tidak ada Natal, sepanjang tahun?"

Sehingga pemerintah tak bisa langsung mengandalkan investasi swasta tahun depan. Sebaliknya, belanja pemerintah masih menjadi pendorong kerja perekonomian.

Lebih jauh, ia menyebut jika kunci untuk menjaga perekonomian dalam waktu dekat adalah dengan menambah kebijakan fiskal. Termasuk pemberian bantuan langsung tunai.

Senada, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai jika pemerintah seharusnya lebih fokus dalam menangani pandemi. "Semakin lama kita berkutat pada masalah COVID-19, semakin kecil peluang menarik investor ke sini," ujarnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait