Soal Penyerangan di Kota Nice, Mantan Polisi: Prancis Gagal Terapkan Multikulturalisme
Dunia

Mantan kepala kontraterorisme Inggris Chris Philipps turut menyampaikan pendapatnya terkait serangkaian serangan penikaman yang terjadi di sejumlah kota di Prancis.

WowKeren - Aksi penyerangan yang terjadi di Gereja Notredame Basilica di Nice, Prancis, hingga saat ini menjadi sorotan dunia. Mantan kepala kontraterorisme Inggris Chris Philipps berpendapat serangkaian serangan penikaman yang terjadi di Prancis merupakan hasil dari percobaan multikulturalisme yang gagal di negara itu.

Ia mengatakan kekerasan mengikuti saat liberal yang dianut Barat bentrok dengan Islam. "Saya meyakini Prancis dan Barat membawa banyak hal ini pada diri mereka sendiri," kata Philipps dilansir Reuters, Jumat (30/10).

"Mereka telah mengundang orang datang ke negara mereka, dan mengizinkan orang datang ke negara mereka yang tidak memiliki proses berpikir untuk akhirnya berasimilasi," sambungnya. "Budaya Prancis, Anda menerimanya atau tidak, dan orang-orang ini jelas tidak."

Sebelumnya, penyerangan bersenjata kembali terjadi lagi di Prancis. Seorang bersenjata pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di kota Nice.


Aparat kepolisian di Avigon menembak mati salah seorang lainnya, polisi juga menggagalkan serangan teroris lainnya di dekat gereja di Sartrouville, dekat Paris. Tak hanya terjadi di Prancis, kepolisian di Arab Saudi juga menangkap seorang pria yang menikam seorang penjaga di luar konsulat Prancis di kota Jeddah.

Pasca penyerangan di Kota Nice, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut pelaku penyerangan sebagai teroris Islam. Ia pun mengerahkan pasukan untuk menjaga gereja dan sekolah.

Pengerahan tentara yang dilakukan Macron, menurut Philipps, memang bisa menyakinkan publik dalam jangka pendek. Namun, hampir tidak mungkin menyaring para pelaku yang potensial menyerang di masa depan.

"Kami punya 20 atau 30 ribu orang yang menjadi perhatian di Inggris," katanya. "Prancis mungkin punya lebih dari itu. Jika Anda pergi Nice, ada kontingen besar Afrika Utara di sana."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait