Debat Pilkada, Solusi Gibran Atasi Macet Solo: Bangun Rel Layang
Nasional

Putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka baru saja menjalani debat perdana Pilkada Serentak 2020. Dalam debat ini, Gibran turut mengungkapkan rencananya dalam menangani berbagai masalah di Solo.

WowKeren - Pencalonan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming sebagai Calon Wali Kota Solo di Pilkada Serentak 2020 mulai memasuki babak baru. Gibran baru saja melakukan debat publik perdana untuk menyampaikan visi dan misinya dalam membangun kota kelahirannya tersebut.

Dalam debat ini, Gibran ditanya terkait rencana dan penanganan apa yang disiapkan untuk mengatasi kemacetan di Solo. Ia lantas menjelaskan jika pengelolaan kemacetan harus dilihat dari titik lokasinya terlebih dahulu.

Gibran rupanya telah mengamati sejumlah titik kemacetan di Kota Solo. Untuk mengatasinya, ia mengaku akan mempertimbangkan untuk membangun flyover (jembatan layang) atau elevated rail (rel layang) di Solo agar kepadatan kendaraan bisa terurai.

"Kemacetan kita lihat dulu di mana titik kemacetan dan kepadatan lalu lintasnya," kata Gibran seperti dilansir dari Detik, Sabtu (7/11). "Kalau saya lihat, yang paling padat sekarang Kottabarat, tapi saya yakin setelah flyover Purwosari dibuka pasti kemacetan Kottabarat terurai sendiri."

"PR tinggal satu, di Joglo karena ada rel kereta api dan jalan provinsi," sambungnya. "Nanti kita kaji lagi. Solusi bisa elevasi rel atau flyover. Doakan saja Joglo bisa lancar dan tidak macet lagi."


Tak hanya memaparkan rencananya untuk mengatasi kemacetan, Gibran juga menyoroti masalah pencemaran lingkungan di Solo. Ia akan mendorong warga Solo untuk mengandalkan transportasi umum ketimbang pribadi demi mengurangi polusi udara. Sebagai pendukung, Gibran akan menambah empat koridor baru untuk bus Batik Solo Trans (BST) dan enam koridor feeder.

"Untuk masalah pencemaran udara 2021 nanti ada empat koridor baru bus BST dan juga enam koridor feeder," jelas Gibran. "Ini harapannya warga mau menggunakan transportasi umum, jadi ini akan sangat mengurangi polisi udara."

Sedangkan untuk masalah sampah, Gibran akan mengelola kembali sampah organik agar bisa menjadi pupus kompos. Lalu untuk sampah anorganik, rencananya akan ditimbang lalu disetor ke pengepul. Uang yang didapatkan nanti bisa dimasukkan ke kas RT.

"Untuk masalah sampah, ini kan TPS-TPS sudah mulai ditutup dan digantikan oleh mobile TPS," terang Gibran. "Jadi ke depan kita juga ingin, sekali lagi, sebagai role model lingkungan Pemkot harus menginisiasi dan mencanangkan program paperless (tanpa kertas) sehingga akan mengurangi sampah di lingkungan pemkot."

"Sampah organik, warga di kampung bisa mengelola itu untuk menjadi pupuk kompos, lalu sampah anorganik ditimbang lalu disetor ke pengepul, biasanya itu dimasukkan ke kas RT," lanjutnya. "Ini program-program seperti ini yang harus kita galakkan lagi, apalagi ini program yang diinisiasi oleh warga."

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait