Epidemiolog Ungkap Penyebab Rekor Kasus Corona Di Indonesia Karena Kerumunan
Reuters
Nasional

Indonesia kembali memecahkan rekor kasus harian virus corona pada Jumat (13/11). Ahli epidemiologi lantas menjelaskan mengenai penyebab ‘ledakan’ kasus COVID-19 itu.

WowKeren - Kasus harian virus corona di Indonesia telah memecahkan rekor tertinggi pada Jumat (13/11) kemarin. Dalam waktu 24 jam, terjadi penambahan 5.444 kasus COVID-19. Penambahan tersebut menjadi yang tertinggi sejak virus corona pertama merebak di Tanah Air pada awal Maret lalu.

Ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman lantas mengungkapkan penyebab rekor kasus harian tersebut. Menurutnya, lonjakan kasus COVID-19 dalam sehari terjadi karena pelonggaran protokol kesehatan di Indonesia. Salah satunya adalah kerumunan massa yang tidak mempedulikan protokol menjaga jarak.

”Ini dampak dari pelonggaran protokol kesehatan,” kata Dicky seperti dilansir dari CNNIndonesia, Sabtu (14/11). “Masih ada aktivitas massa berkerumun, dan belum memadainya upaya 3T.”

Terlepas dari rekor tersebut, Dicky mengatakan jika sebenarnya kasus positif harian di Indonesia bisa bertambah 10 ribu kasus perhari. Hal tersebut terjadi jika melihat pemodelan kondisi pandemi di Tanah Air sekarang ini.


Menurut Dicky, penambahan hingga 5 ribu kasus per hari masih belum sesuai dengan permodelan. Pasalnya, upaya pemerintah masih belum menggalakkan testing-tracing-treatment (3T) secara meluas dan memandai di sejumlah wilayah Indonesia.

Dicky lantas memaparkan beberapa contoh pemodelan situasi pandemi di Indonesia yang dibuat oleh institut luar negeri. Dalam permodelan tersebut, penambahan kasus harian di Indonesia bisa mencapai 60 ribu kasus dalam sehari jika mengikuti tes yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Berdasarkan anjuran WHO, dengan asumsi penduduk 270 juta jiwa, jumlah tes mingguan Indonesia mestinya sebanyak 270 ribu dalam sepekan. Namun, data mingguan Satgas COVID-19 menunjukkan tes di Indonesia belum pernah sekalipun mencapai angka tersebut.

”Pemodelan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) bahkan mengatakan kasus harian 60 ribu sehari,” terang Dicky. “Sebetulnya PR kita masih banyak.”

Sejauh ini, jumlah pengetesan tertinggi di Indonesia tercapai pada minggu ketiga Oktober, yakni sebanyak 222.287 tes dalam sepekan. Berdasarkan terakhir, pada minggu pertama November, pengetesan hanya sebanyak 181.304.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait