Anies Bandingkan Kerumunan Acara HRS Dengan Pilkada, Eks Wagub DKI Singgung Jurus 'Ngeles'
Instagram/djarotsaifulhidayat
Nasional

Mantan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat menilai perbandingan antara kerumunan acara Habib Rizieq dengan kerumunan Pilkada yang disampaikan Anies Baswedan tidak relevan.

WowKeren - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku sudah mengingatkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq terkait kerumunan beberapa waktu lalu. Anies juga sempat membandingkannya dengan penanganan kerumunan massa di daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak 2020.

"Anda boleh cek wilayah mana di Indonesia yang melakukan pengiriman surat mengingatkan secara proaktif bila terjadi potensi pengumpulan," tutur Anies pada Senin (16/11). "Anda lihat Pilkada di seluruh Indonesia sedang berlangsung, adakah surat (resmi) mengingatkan penyelenggara tentang pentingnya menaati protokol kesehatan."

Pernyataan Anies tersebut rupanya mendapat kritik dari mantan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. Djarot lantas menyinggung soal jurus "ngeles".


"Tidak bijak kalau ketidakmampuan tegakkan kebijakan dan aturan yang sudah dibuatnya sendiri dengan jurus 'ngeles' serta membandingkan dengan konteks pilkada serentak," tutur politisi PDIP tersebut pada Selasa (17/11). "Sebaiknya fokus saja pada penegakan aturan yang sudah dibuat Pemprov DKI tanpa pandang bulu."

Selain itu, Djarot juga menilai perbandingan antara kerumunan acara Habib Rizieq dengan kerumunan Pilkada tidak relevan. Djarot mengajak semua pihak untuk terus bekerjasama memutus mata rantai penyebaran COVID-19. "Enggak relevan," ujar anggota Komisi II DPR RI.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementrian dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA menyatakan bahwa pihaknya telah menindak para pelanggar protokol kesehatan di gelaran Pilkada 2020. Menurut Safrizal, Anies tidak mengetahui soal teguran tersebut karena memang wilayah DKI tidak ikut melaksanakan Pilkada tahun ini.

"Jadi kalau misalnya Gubernur DKI Jakarta mengatakan tidak ada teguran terhadap pelanggaran protokol kesehatan ini datanya ada ya memang Aceh dan DKI Jakarta tidak ikut Pilkada ya sehingga data-data ini memang tidak kita paparkan di hadapannya Gubernur Aceh dan DKI Jakarta," ungkap Safrizal dilansir detikcom pada Rabu (18/11). "Tetapi yang lain itu kita paparkan dan kita evaluasi tiap minggu, 2 minggu dan bulan. Ini untuk menjawab bahwa pelanggaran protokol kesehatan di fase kampanye Pilkada ini juga dilakukan dan serius."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait