Vaksin Corona buatan perusahaan farmasi AS Moderna diklaim efektif sampai 100 persen. Namun vaksin ini tampaknya tidak akan didatangkan ke Indonesia, mengapa?
- Elvariza Opita
- Rabu, 02 Desember 2020 - 16:05 WIB
WowKeren - Hasil final uji klinis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Amerika Serikat Moderna telah dirilis. Dan dalam laporan tersebut terungkap vaksin Moderna 94,1 persen efektif mencegah COVID-19 secara keseluruhan serta 100 persen mencegah kasus yang parah.
Namun tampaknya efektivitas tinggi dari vaksin itu tak membuat Indonesia berminat untuk meliriknya. Sebab diketahui sejauh ini Indonesia baru berencana mendatangkan jutaan dosis vaksin yang dikembangkan perusahaan Tiongkok seperti Sinovac, CanSino, dan Sinopharm, serta vaksin buatan perusahaan Inggris AstraZeneca.
Kendati demikian pemerintah mengaku tetap membuka opsi untuk mendatangkan vaksin buatan AS seperti Pfizer dan Moderna. Namun keraguan perihal keputusan itu juga blak-blakan diungkap oleh Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir.
Lantas apa alasan pemerintah tak berminat mendatangkan vaksin dengan efektivitas tinggi seperti Moderna dan Pfizer? Rupanya hal ini berkaitan dengan proses distribusi vaksinnya yang sulit dilakukan di Indonesia.
"Tetapi yang perlu menjadi catatan penting distribusi vaksin itu kan menggunakan distribusi jalur dingin atau rantai dingin," kata Erick, Senin (30/11). "Nah di Indonesia ini selama bertahun-tahun sudah terbentuk distribusi 2-8 derajat. Jadi ya pasti pemerintah akan memilih vaksin yang bisa distribusi 2-8 derajat."
"Kalau ada kebijakan lain misalnya distribusi vaksin apakah Pfizer, Moderna ya dimungkinkan," imbuh Erick, dilansir dari CNBC Indonesia, Rabu (2/12). "Tetapi harus menghitung risiko distribusi tadi."
Dilansir dari Vox, vaksin COVID-19 oleh Moderna memerlukan penyimpanan jangka panjang dengan suhu di bawah 20 derajat Celsius. Namun setidaknya vaksin ini masih bisa stabil alias tidak rusak kandungannya bila disimpan dalam suhu 2-8 derajat Celsius selama 30 hari.
Di sisi lain, komitmen pengadaan vaksin Corona oleh Sinovac sudah diteken. Bahkan disebutkan sebanyak 40 juta dosis konsentrat vaksin alias bulk siap didatangkan dengan target pemberian izin penggunaan daruratnya (EUA) siap diberikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada pekan ketiga Januari 2021.
(wk/elva)