40 Juta Dosis Vaksin Corona Sinovac Diklaim Siap Dikirim ke RI, Begini Langkah Selanjutnya
Nasional

Perusahaan bioteknologi asal Tiongkok, Sinovac sudah menandatangani kesepakatan untuk mengirimkan 40 juta dosis konsentrat vaksin Corona ke Indonesia. Begini kelanjutannya.

WowKeren - Rencana vaksinasi COVID-19 di Indonesia tentu saja kian dimatangkan dan diikuti dengan langkah konkret. Salah satu wujudnya adalah dengan mendatangkan sejumlah besar dosis vaksin COVID-19 termasuk dari Tiongkok.

Indonesia sendiri sudah mendapat komitmen pengadaan vaksin dari produsen Sinovac Biotech, Sinopharm, dan CanSino. Dan menyoroti Sinovac, perusahaan bioteknologi yang juga menggelar uji klinis fase III di Indonesia itu siap mengirimkan jutaan dosis vaksinnya dalam waktu dekat.

Hal ini tampak dari tandatangan kesepakatan oleh Sinovac Biotech pada Rabu (2/12). Perusahaan vaksin itu sudah menandatangani kesepakatan untuk memberikan 46 juta dosis vaksin Corona ke Brasil dan 50 juta dosis ke Turki.

Sedangkan untuk Indonesia akan mendapat 40 juta dosis konsentrat atau bulk vaksin. Konsentrat ini nantinya akan diproduksi kembali ke dalam botol-botol oleh PT Bio Farma selaku perusahaan Indonesia yang bertanggung jawab dalam pengadaan vaksin.


Yang kemudian menjadi pertanyaan, kapankah vaksin ini akan tiba? Belum ada kepastian soal jadwal kedatangannya, namun sebelumnya pemerintah memprediksi vaksin akan sampai sekitar bulan Desember 2020.

Hanya saja vaksin tidak bisa langsung diedarkan. Selain karena masih harus menjalani satu proses lagi di Bio Farma, vaksin juga harus mengantongi izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM sendiri harus mempertimbangkan banyak aspek untuk penerbitan EUA seperti keamanan, mutu, dan khasiat vaksin tersebut.

Terkait dengan penerbitan EUA ini BPOM memperkirakan akan tercapai pada pekan ketiga Januari 2021. Sehingga proses vaksinasi semestinya digelar tidak jauh dari waktu tersebut.

Di sisi lain rencana vaksinasi masih menemui sejumlah pro dan kontra, termasuk penolakan dari masyarakat. Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap ada sekitar 16 persen masyarakat yang enggan menerima vaksinasi COVID-19.

Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu lantas memastikan pemerintah tidak akan memaksa warga yang tidak mau divaksin. "Namun ada juga yang 16 persen tidak mau divaksin, kita juga tidak memaksakan," tutur Erick, Rabu (2/12).

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait