40 Negara Bagian Amerika Serikat Akan Gugat Facebook
Dunia

Gugatan terhadap Facebook akan diajukan pekan depan. Disebutkan bahwa terdapat lebih dari 40 negara bagian yang terlibat sebagai penggugat, satu di antaranya adalah New York.

WowKeren - Puluhan negara bagian di Amerika Serikat disebut akan menggugat Facebook. Gugatan tersebut kemungkinan terkait dengan pelanggaran antitrust.

Empat sumber yang mengetahui hal itu mengungkapkan bahwa gugatan terhadap Facebook akan diajukan pekan depan. Menurut seorang sumber, terdapat lebih dari 40 negara bagian yang terlibat sebagai penggugat, satu di antaranya adalah New York.

Belum diketahui secara terperinci tentang detail gugatan yang bakal diajukan negara bagian-negara bagian tersebut. Facebook sendiri masih belum memberikan komentar atas laporan itu. Seorang juru bicara kantor kejaksaan New York pun menolak berkomentar.

Salah satu tuduhan yang sering dilayangkan terhadap Facebook adalah bahwa perusahaan media sosial itu secara strategis berusaha untuk membeli saingan potensial kecil, sering kali dengan premi yang besar. Hal itu termasuk Instagram pada 2012 dan WhatsApp pada 2014.

Saat berbicara di hadapan Kongres AS, Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg membantah perusahaannya memiliki berbagai pesaing, termasuk raksasa teknologi lainnya. Dia telah membela akuisisi kontroversial seperti Instagram dan WhatsApp. Zuckerberg mengatakan Facebook membantu mereka berkembang dari perusahaan kecil yang tidak signifikan menjadi perusahaan gigantik.


Pada 2019, Departemen Kehakiman dan Komisi Perdagangan Federal AS memulai penyelidikan antitrust terhadap empat perusahaan teknologi besar, yang juga mencakup Amazon.com Inc dan Apple Inc. Tak lama setelah itu, para jaksa agung segera bergabung untuk menyelidiki Google dan Facebook.

Selain itu, pada Oktober lalu Facebook juga sempat disidang oleh Senator AS terkait pemilu Presiden, bersama dengan platform besar lain seperti Twitter dan Google. Sidang tersebut adalah semacam uji coba publik untuk CEO Facebook Mark Zuckerberg, CEO Google Sundar Pichai, dan CEO Twitter Jack Dorsey.

Mereka muncul secara virtual dan menghadapi pertanyaan sulit tentang cara mereka menangani perkataan yang mendorong kebencian, konten ekstremis, dan disinformasi pemilu, termasuk komentar daring paling kontroversial dari Presiden Trump.

Senator telah menanyakan tentang bias anti-konservatif. Mereka telah mencecar para CEO tentang penanganan mereka atas jabatan Presiden Donald Trump. Sidang itu konon diadakan untuk membahas kemungkinan pembaruan undang-undang Section 230.

Akan tetapi, banyak Senator mengajukan pertanyaan tentang topik yang telah mendominasi banyak dengar pendapat kongres dengan CEO Big Tech dalam dua tahun terakhir, yang klaim tidak berdasar dari Partai Republik tentang bias terhadap kaum konservatif.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru