Presiden Rusia Vladimir Putin Ikut Geram Soal Penerbitan Kartun Nabi Muhammad di Prancis
Dunia

Pernyataan Putin tersebut merujuk pada penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh media satire Charlie Hebdo dan insiden pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty di Prancis.

WowKeren - Presiden Rusia Vladimir Putin turut mengungkapkan kemarahannya atas penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh media satire Charlie Hebdo dan insiden pembunuhan seorang guru di Prancis pada Oktober lalu.

Dalam pernyataannya, Putin mengatakan bahwa itu adalah suatu bukti bahwa benturan budaya adalah masalah eksistensial di negara Barat. Presiden Rusia tersebut mengatakan ada keseimbangan yang baik antara mengekspresikan diri dan menghina perasaan seluruh kelompok orang.

"Di mana batas kebebasan yang satu dengan kebebasan yang lain?," tanya Putin dalam konferensi pers akhir tahun pada Kamis (17/12) waktu setempat, sebagaimana dikutip dari CNN.

Putin lantas mengatakan bahwa ketika kebebasan seseorang dimulai, maka kebebasan orang lain harus diakhiri. "(Mereka yang) bertindak sembarangan, menghina hak dan perasaan orang beragama, harus selalu ingat akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan. Tapi, di sisi lain, ini tidak boleh agresif," tambahnya.

Pernyataan Putin tersebut merujuk pada penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh media satire Charlie Hebdo dan insiden pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty di Prancis. Dia mengatakan dua hal itu sebagai bukti bahwa "multikulturalisme telah gagal" di negara Barat.


Komentar Putin muncul setelah tujuh pria asal Chechnya didakwa di Prancis atas dugaan terlibat dalam pembunuhan dan pemenggalan Paty di Paris pada Oktober lalu. Jaksa penuntut mengatakan Paty menjadi sasaran pembunuhan oleh Abdullah Anzorov (18) karena menggunakan kartun Nabi Muhammad sebagai bahan ajar kepada murid-muridnya dalam pelajaran tentang kebebasan berpendapat.

Usai insiden tersebut, keadaan makin keruh lantaran Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat pernyataan kontroversial tentang separatisme dan ekstremisme islam.

Serangkaian aksi protes dan boikot produk Prancis pun digaungkan oleh sejumlah negara Muslim di dunia, beberapa demonstran turun ke jalan sembari membakar gambar-gambar Macron.

Kepala Republik Chechnya yang mayoritas Muslim di Rusia, Ramzan Kedyrov, turut mengutuk serangan terhadap Paty, tapi ia juga mendesak semua pihak agar tidak memprovokasi umat Islam.

"(Saya) mendesak orang-orang untuk tidak memprovokasi umat atau melukai perasaan religious mereka. Sementara itu, temukan kekuatan untuk megakui bahwa Muslim memiliki hak untuk beragama, dan tidak ada yang akan mengambilnya," ujarnya.

Sementara itu, pekan lalu Putin menginstruksikan Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memulai diskusi melalui organisasi internasional tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pihak-pihak yang menghina kepercayaan orang-orang beragama, dan memicu kebencian dan konflik antar agama.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait