Vaksinasi Gratis, Perhatikan! Ini Daftar Orang Yang Tak Boleh Disuntik Vaksin COVID-19
AP/Ted S. Warren
Health

Pemerintah Indonesia telah menggratiskan vaksin COVID-19 bagi masyarakat. Walau begitu, ada daftar orang-orang yang tidak boleh divaksinasi karena bisa berbahaya. Ini penjelasannya.

WowKeren - Pemerintah Indonesia telah memastikan vaksin virus corona agar diberikan gratis kepada seluruh masyarakat Tanah Air. Kabar ini tentunya sangat melegakan mengingat vaksin COVID-19 dipercaya dapat mengakhiri pandemi dengan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.

Rencananya, Indonesia akan melakukan vaksinasi massal mulai awal tahun 2021 setelah sekarang berhasil mengamankan jutaan dosis vaksin virus corona. Vaksin tersebut saat ini masih menunggu izin edar darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Terlepas dari itu, sejumlah ahli telah memberikan peringatan jika tidak semua orang boleh menerima vaksin COVID-19. Pasalnya, kondisi tertentu seseorang justru dapat memicu reaksi berbahaya saat menerima vaksinansi virus corona.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) contohnya tengah fokus memantau laporan reaksi alergi terhadap vaksinasi COVID-19. CDC juga membuat rekomendasi tentang siapa saja yang tidak bisa disuntik vaksin virus corona.

Dilansir dari Reuters, CDC menjelaskan orang-orang yang mengalami reaksi parah terhadap vaksin corona dilarang menerima dosis kedua. Reaksi parah yang dimaksud CDC adalah bagi orang-orang yang sampai membutuhkan obat epinefrin atau perawatan di rumah sakit setelah menerima suntikan vaksin pertama.

Vaksin

Berbagai Sumber

Hal serupa juga diutarakan oleh panel ahli kesehatan Singapura pada Kamis (17/12) lalu. Dilansir dari The Strait Times, ahli kesehatan Singapura memperingatkan bahaya efek samping vaksin virus corona bagi sejumlah orang yang memiliki riwayat alergi parah.

Direktur unit isolasi tingkat tinggi di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular Singapura, Professor Lim Poh Lian menjelaskan alergi serius biasanya merujuk pada orang-orang yang memiliki respons terhadap rangsangan tertentu. Contohnya sengatan lebah atau obat. Rangsangan ini dapat memicu efek pembengkakan di sekitar mulut, mata dan wajah, hingga mengalami kesulitan bernapas serta penurunan tekanan darah yang serius.

Prof Lim menerangkan kelompok yang berbahaya dalam menerima vaksin corona adalah wanita hamil, orang yang mengalami gangguan sistem imun, dan mereka yang berusia di bawah 16 tahun. Orang-orang itu diminta menunda vaksinasi COVID-19 karena uji klinis skala besar tidak melibatkan sukarelawan semacam itu. Artinya, belum ada cukup data untuk mengevaluasi keamanan vaksin corona pada kelompok itu.

”Apa yang kami ingin lakukan adalah memastikan bahwa orang-orang di sekitar mereka divaksinasi,” ungkap Prof Lim seperti dilansir dari The Strait Times. “Jadi setiap orang yang memenuhi syarat harus mendapatkan vaksin tersebut karena kami ingin melindungi orang-orang yang tidak bisa mendapatkan (vaksin) atau mereka yang mungkin tidak mendapatkan banyak manfaat dari vaksin bahkan jika mereka menerimanya.”

Berikut merupakan daftar orang yang tidak boleh menerima vaksin COVID-19:

1. Orang yang punya alergi parah

Alergi

Berbagai Sumber

Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura telah menyarankan bahwa mereka yang memiliki riwayat anafilaksis atau reaksi alergi parah yang muncul dengan cepat, sebaiknya tidak menerima vaksin. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan.

"Semua obat berpotensi menyebabkan alergi, atau bahkan anafilaksis, yang merupakan bentuk yang lebih serius dengan hipersensitivitas dapat segera terjadi," jelas Prof Lim. “Contohnya adalah penisilin. Tapi kami tidak berhenti menggunakan penisilin. Kami hanya harus tahu bahwa itu bisa terjadi dan bersiap untuk itu, untuk mengelola pasien dengan aman. Jadi hal yang sama akan berlaku untuk vaksin COVID-19.”

Dilansir The New York Times, contoh kasus ini telah terjadi pada dua pekerja di Alaska, AS yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech minggu ini. Pekerja pertama yang tidak memiliki riwayat alergi mengalami reaksi anafilaksis dan mengalami ruam pada wajah dan batang tubuh, sesak napas, dan detak jantung meningkat. Dia dirawat di rumah sakit.


Sedangkan pekerja kedua mengalami mata bengkak, pusing dan tenggorokan gatal. Padahal, rumah sakit mengatakan reaksinya tidak dianggap anafilaksis. Beruntung, kondisi pekerja ini kembali normal dalam waktu satu jam dan diperbolehkan pulang.

2. Orang yang punya komorbid

Orang-orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid disarankan untuk tidak menerima vaksin virus corona. Diantaranya seperti penyakit diabetes, hipertensi, hingga jantung.

Namun jika mereka ingin menerima vaksinasi, maka demi keamanan harus dicek terlebih dahulu kondisi tubuhnya. Mereka juga diminta agar mendapatkan persetujuan vaksinasi dari dokter yang merawat.

3. Tidak sesuai usia

Lansia

Rawpixel/Teddy Rawpixel

Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan orang yang bisa menerima vaksin virus corona merupakan kelompok usia 18-59 tahun. Artinya, orang-orang yang diluar kelompok tersebut seperti lansia dan anak-anak belum boleh menerima vaksinasi.

”Pada vaksin yang saat ini sedang diuji, tidak boleh untuk anak-anak karena belum ada penelitian pada anak-anak,” kata Ahli Alergi dan Imunologi Profesor Iris Rengganis.

4. Punya masalah kekebalan tubuh

Prof Lim mencatat bahwa immunocompromised atau orang yang memiliki sistem kekebalan lemah adalah suatu kondisi yang jatuh pada suatu spektrum. Ia mencontohkan penderita leukemia hingga orang yang menjalani transplantasi organ dianggap memiliki masalah kekebalan tubuh sehingga berbahaya jika menerima vaksin.

”Jadi misalnya, seseorang dengan leukemia, yang merupakan sejenis kanker darah, jelas akan mengalami gangguan kekebalan,” jelas Prof Lim. “Jika mereka dirawat karena leukemia, katakanlah, setahun yang lalu, apakah mereka masih mengalami gangguan kekebalan? Yah, itu mungkin spektrum saat Anda pulih dari kemoterapi.”

Sementara itu, Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP Peralmuni) juga tidak merekomendasikan pemberian vaksin COVID-19 pada orang dengan autoimun seperi SLE atau vaskulitis. “Pasien autoimun tidak dianjurkan untuk vaksinasi COVID-19 sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi," demikian bunyi rekomendasi dari PP Peralmuni.

5. Wanita hamil

Wanita Hamil

Rawpixel/roungroat

Vaksin virus corona masih belum dipastikan apakan aman untuk wanita hamil. Apalagi, pelitian untuk mengevaluasi bagaimana vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 dapat mempengaruhi kesuburan atau anak-anak belum diteliti lebih lanjut.

Para ahli lantas menyarankan wanita hamil dan mereka yang berusia di bawah 16 tahun untuk menunggu lebih banyak data sebelum diinokulasi. Walau begitu, berdasarkan pengalaman masa lalu dengan vaksin seperti Hepatitis A, Hepatitis B atau tetanus, vaksin tidak menyebabkan masalah pada kesuburan.

”Jadi, sampai datanya datang, kami mungkin akan mengatakan tunda sampai kami mendapatkan lebih banyak data, karena kami ingin melakukan ini dengan aman,” terang Prof Lim.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru