Tahu-Tempe Terancam Langka, Bagaimana Jurus Kementan Tekan 'Kecanduan' Impor Kedelai di RI?
Nasional

Kasubdit Kedelai Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Mulyono memaparkan strategi pihaknya untuk menekan impor kedelai yang masih masif di kalangan pengusaha RI.

WowKeren - Beberapa waktu terakhir impor kedelai mengalami sedikit hambatan yang menyebabkan produksi tahu dan tempe menjadi terhambat. Harga kedelai yang semakin naik tentunya membuat pengusaha merasa terbebani.

Seperti yang telah diketahui, impor kedelai masih sangan masif dilakukan di Indonesia. Kasubdit Kedelai Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Mulyono pun tengah menyerukan strateginya untuk menekan impor kedelai.

Di tahun 2021, kata Mulyono, pihaknya akan mengebut produksi kedelai di Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Totalnya di tiga tempat tersebut ada 48 ribu hektare lahan tanaman kedelai. "Percepatan produksi 2021 di klaster dengan integrator di Sulut 9.000 ha, Sulbar 30.000 ha, dan Sulsel 9.000 ha," ujarnya.

Selanjutnya, Mulyono menjelaskan Kementan akan melakukan riset benih unggul dan teknologi budidaya komoditas kedelai. Targetnya dua upaya tersebut mampu mendorong produktivitas kedelai menjadi 2 ton per hektare. "Produktivitas kedelai semula 1,5 ton per hektare dinaikkan menjadi 2 ton per hektare melalui riset benih unggul dan teknologi budidaya," katanya.


Kemudian, pihaknya akan menjembatani para pembuat tempe dan tahu untuk bermitra dengan petani lokal memasarkan 271.879 ton produk petani 2020 di 8 sentra kedelai lokal dengan harga kompetitif.

Soal pengendalian impor, pihaknya mengusulkan agar kedelai masuk ke dalam komoditas berlabel lartas alias pelarangan dan pembatasan. "Perlu pengendalian impor melalui kebijakan dari non lartas menjadi lartas," ungkapnya.

Ia juga mengusulkan untuk mewajibkan setiap importir kedelai bermitra dengan petani sekaligus menyerap produk kedelai lokal dengan harga yang yang sudah ditetapkan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Jatim Hadi Sulistyo mengungkap alasan penyebab langkanya kedelai adalah karena termasuk jenis tanaman subtropis. Karena budidayanya membutuhkan biaya yang besar maka banyak petani yang beralih ke komoditi lain.

"Amerika sebagai produsen kedelai menjadi salah satu faktor utama," kata dia dilansir Suara Surabaya, Sabtu (2/1). "Kenaikan harga seiring dengan kekeringan dapat menyulitkan kondisi dan pasokan."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru