Cegah COVID-19 Makin Ganas, Menkes Ingin Libatkan TNI-Polri Jadi Pelacak Kontak
Nasional

Menkes Budi Gunadi Sadikin membuka opsi untuk melibatkan Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga Linmas alias hansip sebagai pelacak kontak kasus positif COVID-19.

WowKeren - Pemerintah Indonesia melakukan sedaya upaya untuk menekan angka kasus COVID-19 yang kian mengkhawatirkan beberapa waktu belakangan. Yang terbaru, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuka opsi untuk mengubah strategi pelacakan kontak kasus COVID-19 yang kali ini sedianya akan melibatkan militer serta kepolisian.

Hal ini disampaikan Budi Gunadi sembari mengungkap kebutuhan pelacak kontak alias tracer per 100 ribu penduduk sesuai arahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Rupanya WHO mensyaratkan setidaknya 30 tracer untuk 100 penduduk agar sangat maksimal dalam mencari kasus COVID-19.

Bila dibedah lebih lanjut, setiap satu orang positif COVID-19, maka diperlukan tracing untuk 30 orang yang berkontak erat maksimal dalam rentang sepekan. "Itu yang kita masih sangat jauh, sehingga untuk itu kami menghitung dari jumlah penduduk kita kira-kira dibutuhkan 80 ribu tracer," ujar Budi Gunadi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (12/1).

Karena itulah, sang mantan Wakil Menteri BUMN kemudian menjajaki opsi untuk melibatkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) sebagai petugas pelacak kontak. Bahkan Budi Gunadi pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.


"Panglima memiliki 30 ribu Babinsa yang kami bisa akses," terang Budi Gunadi, dilansir dari Tempo. Selain itu, Budi Gunadi juga sudah berkomunikasi dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang mengungkap bahwa Polri memiliki sampai 60 ribu Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di seluruh desa.

Mantan Kapolri itu juga menyinggung perihal sekitar 1 juta perlindungan masyarakat (Linmas) alias hansip yang bisa diikutsertakan dalam program ini. Menurut Budi Gunadi, semua pihak itu bisa diajari untuk melakukan tracing terhadap orang-orang yang berkontak erat dengan pasien COVID-19.

"Jadi kalau ada yang kena, kita bisa minta Babinsa atau Bhabinkamtibmas atau Linmas karena mereka ada di seluruh Indonesia, untuk bisa lakukan tracing," jelas Budi Gunadi. "At least 30 kontak erat yang ditemui yang bersangkutan paling lama dalam waktu seminggu."

Orang-orang yang ditemui dalam pelacakan kontak itu selanjutnya akan dirujuk untuk menjalani tes swab antigen di Puskesmas. Untuk memaksimalkannya pula, imbuh Budi Gunadi, ke depannya Puskesmas juga akan disiapkan agar bisa melakukan swab antigen sehingga surveilans COVID-19 dapat berjalan dengan lebih maksimal.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait