Sebut Ada Cacat Keteladanan, PKS Desak Presiden Jokowi Minta Maaf Usai Picu Kerumunan di NTT
Instagram/kemensetneg.ri
Nasional

Politikus PKS Pipin Sopian menilai kerumunan dalam kunjungan kerja Presiden di NTT disebabkan oleh tiga kecacatan, termasuk cacat keteladanan. Berikut pernyataan lengkapnya.

WowKeren - Politikus PKS Pipin Sopian turut menyoroti kerumunan yang muncul saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Maumere, NTT, pada Selasa (23/2) lalu. Ia mendesak Presiden untuk meminta maaf karena telah menunjukkan tiga kecacatan, termasuk cacat keteladanan, perencanaan dan penegakan hukum.

"Cacat keteladanan ditunjukkan Presiden Jokowi yang melanggar ucapannya sendiri bahwa keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Apalagi sempat-sempatnya melempar souvenir ke kerumunan massa, yang justru mengundang warga untuk berkerumun dan saling berebut souvenir sehingga melanggar protokol kesehatan," kata Pipin dalam keterangan tertulis, Kamis (25/2).

Pipin juga tak segan menyebut tindakan Jokowi telah melukai para tenaga kesehatan (nakes). "Tindakan beliau sangat menyakiti semua upaya penanganan COVID-19, terutama oleh para pekerja kesehatan. Saya mendesak Presiden Jokowi minta maaf kepada rakyat Indonesia," imbuhnya.

Pipin kemudian berbicara tentang cacat perencanaan yang bisa terjadi karena protokol kepresidenan gagal mengantisipasi munculnya kerumunan. "Cacat perencanaan dalam kunjungan Presiden Jokowi di NTT menunjukkan kegagalan dalam mengantisipasi potensi kerumunan yang dapat menyebarkan COVID-19. Peran KSP (Kantor Staf Presiden) dan Keprotokolan Presiden perlu dievaluasi," terangnya.


Sedangkan cacat terakhir terlihat dari tidak adanya pihak yang diproses secara hukum dari kejadian tersebut. Pipin menjelaskan, "Sampai saat ini publik belum melihat ada pihak yang diproses hukum pasca kejadian itu. Padahal nampak kasat mata pelanggarannya. Di sisi lain aksi unjuk rasa yang mengkritik kebijakan Presiden Jokowi dibubarkan paksa aparat."

"Seharusnya semua di mata hukum kedudukannya sama. Jangan sampai negara ini standar ganda, hanya menindak mereka yang berseberangan dengan kekuasaan saja," tegas Kepala Staf Presiden Partai Keadilan Sejahtera tersebut.

Sementara itu, kerumunan yang muncul dalam kunjungan kerja Presiden Jokowi dibenarkan oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin. Ia menjelaskan bahwa kejadian itu murni spontanitas dan Presiden telah mengingatkan masyarakat untuk menggunakan masker.

"Kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker. Karena kalau diperhatikan, dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker dengan menunjukkan masker yang digunakannya," kata Bey beberapa waktu lalu.

(wk/eval)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru