Rencana Jepang Buang Limbah Radioaktif ke Laut Picu Kekhawatiran, Ahli Sebut Masih Aman
pixabay.com
Dunia

Sebagian besar ilmuwan setuju jika keberadaan tritium bukan hal besar yang harus dikhawatirkan karena dampak kesehatan yang ditimbulkan olehnya hampir tidak ada.

WowKeren - Rencana Jepang untuk membuang air radioaktif dari pembangkit nuklir Fukushima ke laut menuai kontroversi, terutama dari negara-negara tetangga. Sedangkan menurut para ilmuwan, keputusan ini adalah satu-satunya pilihan yang realistis meskipun kelompok nelayan dan pemerhati lingkungan merasa khawatir dengan hal ini.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan jika pelepasan ke laut adalah langkah realistis yang bisa diambil untuk memulihkan Fukushima setelah satu dekade gempa bumi besar dan tsunami memicu kehancuran nuklir pada Maret 2011 lalu.

Gempa berkekuatan 9,0 SR yang terjadi pada 11 Maret 2011 lalu menyebabkan tiga dari enam reaktor di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi mengalami panas berlebih. Kerusakan pada reaktor menyebabkan air yang digunakan untuk mendinginkannya menjadi terkontaminasi.

Meski sebagian besar elemen radioaktif dapat disaring namun tritium tidak dapat dihilangkan. Tritium adalah bentuk radioaktif dari hidrogen. "Dibutuhkan sekitar 60-100 tahun untuk benar-benar berubah menjadi helium yang tidak berbahaya," kata Nigel Marks, seorang profesor fisika dan astronomi di Curtin University di Perth.


Sebagian besar ilmuwan setuju jika keberadaan tritium bukan hal besar yang harus dikhawatirkan. Nigel mengatakan bahwa dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh isotop tersebut hampir tidak ada.

"Dampak kesehatan hampir nol," kata Nigel. "Kami dikelilingi oleh radiasi dalam kehidupan sehari-hari, dan pelepasan ini tidak akan memengaruhi manusia, kehidupan laut, atau lautan itu sendiri."

Sementara itu Luk Bing-lam, ketua Masyarakat Nuklir Hong Kong, mengatakan jika tritium dapat menyebabkan kanker namun dosisnya sangat rendah. "Tritium bisa menyebabkan kanker, sama seperti zat radioaktif lainnya. Tapi dosisnya sangat rendah sehingga tidak mungkin menyebabkan kanker dalam jangka panjang," ujarnya.

Namun, Luk memperingatkan bahwa pemantauan juga harus dilakukan secara ketat. Sebab, jika terdapat cesium-137 dan strontium-90 dapat memberikan dampak yang jauh lebih besar pada kesehatan. "Ada daftar panjang zat radioaktif lain seperti cesium-137 dan strontium-90 yang mungkin terkandung dalam tingkat tinggi," paparnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait