Bukan Main! Peneliti Prediksi Limbah Nuklir Jepang Bisa Kontaminasi Lautan Dunia Dalam 10 Tahun
Shutterstock
Dunia

Berbagai penelitian yang dilakukan beberapa tahun belakangan memprediksi seberapa besar dampak lingkungan yang bisa timbul akibat Jepang membuang limbah radioaktif ke laut.

WowKeren - Jepang menyita perhatian dengan kebijakannya yang hendak membuang air limbah radioaktif dari Fukushima Daiichi ke laut. Meski otoritas setempat menekankan limbah baru akan dilaksanakan dalam beberapa tahun mendatang, tetap saja kekhawatiran akan dampak lingkungan yang ditimbulkan sudah panas dibahas sejak saat ini.

Satu hal yang harus diingat sebelum membahas perihal dampak lingkungan pembuangan limbah nuklir ini, wajib diingat bahwa isotop radioaktif memiliki masa hidup yang disebut sebagai half life. Half life setiap isotop radioaktif berbeda, di mana angka yang disebutkan menunjukkan waktu yang diperlukan bahan radioaktif untuk berkurang setengah tingkat radiasinya.

Sebuah studi menemukan air limbah radioaktif di Fukushima itu mengandung sejumlah isotop seperti Carbon-14 (C-14), Cobalt-60 (Co-60), dan Strontium-90 (Sr-90) yang bisa menyebabkan kanker. Dan bahkan salah satu isotop itu, yakni C-14, memiliki half life sekitar 5.370 tahun.

Isotop radioaktif ini sendiri sangat mudah diserap oleh sedimen di dasar lautan hingga hewan-hewan air seperti ikan. Bahkan penelitian pada tahun 2018 menunjukkan ikan di sekitar Fukushima Daiichi mengandung bahan radioaktif sampai 1.880 becquerels per kilogram sampel, atau 18 kali lipat lebih tinggi daripada standar bahan pangan terkontaminasi radioaktif.


Dengan demikian, materi radioaktif ini bisa terakumulasi dalam jumlah yang lebih besar di tubuh hewan laut sesuai dengan rantai makanan. Dan dengan proses yang sama pula sejumlah besar bahan radioaktif itu bisa sampai ke manusia, sebagaimana dijelaskan oleh Profesor Liu Entao dari Institut Oseanologi Universitas Geosains Tiongkok.

Dan yang patut menjadi sorotan, masalah ini tentu tidak hanya berimbas kepada negara-negara di sekitar Jepang seperti Tiongkok dan Korea Selatan yang sekarang gencar menyuarakan protes. Pasalnya dengan rantai makanan hingga mobilitas hewan, bisa dibayangkan jika materi radioaktif ini akan berintegrasi ke seluruh samudera.

Melansir hasil penelitian Helmholtz Center for Ocean Research Kiel (GEOMAR) dari Jerman pada tahun 2012 silam, diperlukan setidaknya 57 hari saja untuk materi radioaktif itu menyebar dari lautan Jepang yang tercemar sampai ke seluruh Samudera Pasifik. Tiga tahun setelahnya, materi berbahaya itu bisa mencapai daerah pantai Amerika Serikat dan Kanada, dan dalam 10 tahun sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Karena itulah, opsi membuang limbah radioaktif ke lautan harus dipertimbangkan dengan sangat matang. Sebab kehidupan manusia secara garis besar, termasuk bahan pangan, banyak didapat dari lautan yang kini berpotensi tercemar oleh limbah radioaktif yang bersifat karsinogenik tersebut.

"Apapun opsi yang melibatkan pembuangan limbah ke laut harus diimbangi dengan pelacakan teratur oleh kelompok independen untuk melihat kontaminan potensial di air laut, dasar laut, dan kehidupan laut," ujar Ken Buesseler, ahli kimia kelautan di Institusi Oseanografi Woods Hole. "Kesehatan samudera dan kehidupan banyak orang bergantung pada hal yang benar (yang harus dilakukan terhadap laut)."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru