WHO Pede Dunia Bisa   Kendalikan Pandemi Corona   Dalam Hitungan Bulan Dengan Cara Ini
Unsplash/Raymond Zhu
Dunia

Meski demikian, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengaku prihatin atas 'tingkat mengkhawatirkan' COVID-19 saat ini. Menurutnya, penambahan kasus kematian akibat COVID-19 kini juga semakin cepat.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakin bahwa dunia dapat mengendalikan pandemi virus corona (COVID-19) dalam beberapa bulan ke depan. Kuncinya adalah negara-negara harus mendistribusikan sumber daya yang diperlukan untuk menghadapi pandemi secara adil.

"Kita memiliki alat untuk mengendalikan pandemi ini dalam hitungan bulan," tutur Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (19/4). "Jika kita menerapkannya secara konsisten dan adil."

Meski demikian, Tedros juga mengaku prihatin atas "tingkat mengkhawatirkan" COVID-19. Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, tersebut kini telah menyebar di seluruh dunia kemungkinan karena adanya varian baru yang jauh lebih menular.

Menurut Tedros, penambahan kasus kematian akibat COVID-19 kini juga semakin cepat. "Butuh sembilan bulan untuk mencapai 1 juta kematian, empat bulan untuk mencapai 2 juta (kematian), dan tiga bulan untuk mencapai tiga juta (kematian)," ungkap Tedros.


Dalam kesempatan yang sama, aktivis perubahan iklim global Greta Thunberg juga turut bergabung dari Swedia dan membahas soal "nasionalisme vaksin". Menurut gadis berusia 18 tahun tersebut, tidak etis jika negara-negara kaya lebih memprioritaskan warganya yang ada di kelompok usia muda untuk mendapat vaksinasi sebelum kelompok rentan di negara berkembang mendapat kesempatan disuntik.

Thunberg juga menyatakan bahwa satu dari empat orang di negara berpenghasilan tinggi kini telah mendapat vaksinasi COVID-19. Di sisi lain, jumlah vaksinasi di negara miskin baru mencapai satu dari lebih 500 orang.

"Nasionalisme vaksin itulah yang menjalankan distribusi vaksin," tutur Thunberg. "Satu- satunya hal yang benar secara moral untuk dilakukan adalah memprioritaskan orang-orang yang paling rentan, terlepas dari apakah mereka hidup di negara berpenghasilan tinggi atau rendah."

Meski demikian, Thunberg juga mengimbau kaum muda untuk menerima vaksinasi COVID-19 jika mereka mendapat kesempatan. Meski kaum muda termasuk dalam kelompok usai paling tidak berisiko terhadap COVID-19, Thunberg menilai mereka sebaiknya tetap divaksin sebagai "solidaritas terhadap orang-orang dalam kelompok berisiko (tinggi)".

Adapun imbauan tersebut sejalan dengan pernyataan ahli epidemiologi WHO, Maria van Kerkhove. Menurutnya, lonjakan infeksi COVID-19 terbaru di seluruh dunia juga termasuk peningkatan di antara kelompok usia yang sebelumnya kurang terpengaruh oleh pandemi.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru