Seorang Pelaut Akhirnya Bisa Pulang Usai 4 Tahun Telantar Dalam Kapal di Laut Lepas
pixabay.com/Ilustrasi
Dunia

Beruntung, badai pada Maret 2020 berhasil mendorong kapalnya hingga sejauh 5 mil. Hal ini membuat Mohammed Aisha cukup dekat untuk berenang ke garis pantai.

WowKeren - Pelaut asal Suriah Mohammed Aisha akhirnya diizinkan meninggalkan kapal yang "terkutuk" usai menghabiskan hampir empat tahun masa hidupnya di sana. Ia sendirian harus bertahan hidup di lepas pantai Mesir.

Menurut BBC, Aisha naik MV Aman pada Mei 2017 dan diangkat sebagai kepala perwira kapal. Namun dua bulan setelahnya, pelayarannya menjadi kacau usai otoritas pelabuhan Mesir menahan kapal kargo karena peralatan keselamatannya telah kedaluwarsa.

Aisha sebagai komandan kepala, kemudian dijadikan "penjaga resmi" kapal, yang berarti ia tidak dapat meninggalkan kapal sampai kapal tersebut dijual atau orang lain mengambil perwalian. Hal ini menjadi permulaan dari nasibnya yang memburuk.

Sebuah laporan dari The Middle East Eye menjelaskan bahwa situasinya berubah dari buruk menjadi lebih buruk. Baik pemilik kapal maupun kontraktornya tidak mampu membeli bahan bakar karena kesulitan keuangan. Akibatnya, MV Aman ditinggalkan di Terusan Suez, berikut juga Aisha.


Aisha kala itu tidak benar-benar mengerti situasinya yang sangat parah, hingga krunya mulai meninggalkannya, hari-hari berubah menjadi bulan. Aisha benar-benar berada di sana seorang diri selama dua tahun, hanya ada penjaga yang mengunjunginya sesekali.

Kapal yang kehabisan bahan bakar tidak hanya tidak mampu berjalan namun juga tak mampu menyediakan tenaga listrik. Aisha harus tinggal di antara tikus dan serangga di dalam kapal.

"Anda tidak bisa melihat apa-apa," ujarnya kepada BBC. "Anda tidak bisa mendengar apa-apa. Ini seperti Anda berada di peti mati."

Tak cukup sampai di situ, rasa sakit dalam hatinya kian menusuk ketika pada tahun 2008 ia mendengar kabar kematian sang ibu. Ia tidak dapat melihat ibunya untuk yang terakhir kali mengucap selamat tinggal. "Saya serius mempertimbangkan untuk mengakhiri hidup saya," ujarnya lagi.

Beruntung, badai pada Maret 2020 berhasil mendorong kapalnya hingga sejauh 5 mil. Hal ini membuat Aisha cukup dekat untuk berenang ke garis pantai. Aisha akhirnya dibebaskan pada hari Kamis oleh Federasi Pekerja Transportasi Internasional (ITF) ketika perwakilan dari organisasi tersebut mengambil alih perwalian yang sah atas kapal kargo itu.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait