Kerja Keras 24 Jam, Penggali Kubur di India Curhat Tak Bisa Puasa
pixabay.com/Ilustrasi
Dunia

Kamruddin mengatakan dia dan rekan-rekannya harus bekerja sepanjang waktu untuk mengubur korban COVID-19. Mirisnya lagi, ia belum pernah mendapatkan libur selama setahun.

WowKeren - Berbagi langkah pencegahan perlu dilakukan untuk membantu mengurangi penyebaran virus corona. Misalnya degan menggunakan masker. Namun, tak semua orang melakukannya.

Dua atau tiga bulan setelah krisis COVID-19, penggali Kubur Mumbai Sayyed Munir Kamruddin berhenti memakai alat pelindung diri dan sarung tangan. Pria 52 tahun tersebut telah bekerja sebagai penggali kubur selama 25 tahun.

"Saya tidak takut COVID, saya bekerja dengan keberanian," ujarnya kepada Reuters. "Ini semua tentang keberanian, bukan tentang ketakutan."

Jumlah korban meninggal akibat COVID-19 di India terus berjatuhan. Kamruddin mengatakan dia dan rekan-rekannya harus bekerja sepanjang waktu untuk mengubur korban COVID-19. Mirisnya lagi, ia belum pernah mendapatkan libur selama setahun. "Ini satu-satunya tugas kami. Mengambil jenazah, mengeluarkannya dari ambulans, dan kemudian menguburkannya," lanjutnya.


Ia mengatakan kepada Reuters bahwa ia tidak bisa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan kali ini. Pasalnya, pekerjaan yang berat harus ditambah dengan cuaca yang terik. Sedangkan menggali kuburan memerlukan energi yang banyak sehingga akan membuatnya kehausan.

"Pekerjaan saya sangat keras," katanya. "Saya merasa haus akan air. Saya perlu menggali kuburan, menutupinya dengan lumpur, perlu membawa mayat. Dengan semua pekerjaan ini, bagaimana saya bisa berpuasa?"

Meski demikian, keyakinan yang dimilikinya membuatnya bisa terus bertahan. "Kepercayaan kami pada masjid kami sangat kuat. Pemerintah tidak akan memberi kami apa pun. Kami bahkan tidak menginginkan apa pun dari pemerintah," paparnya.

Diketahui, India tengah dilanda gelombang kedua pandemi corona. Hal ini membuat India berada dalam kondisi krisis di mana pasokan oksigen kian menipis serta tingkat keterisian rumah sakit juga semakin penuh.

Bahkan selama seminggu terakhir, setidaknya 300.000 orang dinyatakan positif setiap harinya. Sistem kesehatan dan krematorium pun kewalahan. Di New Delhi, ambulans telah membawa jenazah korban COVID-19 ke krematorium darurat di taman dan tempat parkir, di mana jenazah dibakar di barisan kayu bakar.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru