Dokter Anti Vaksin Asal Kenya Meninggal Dunia Karena COVID-19
Unsplash/Prasesh Shiwakoti
Dunia

Semasa hidupnya, Karanja yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Dokter Katolik Kenya menganjurkan obat hirup uap dan tablet hydroxychloroquine dibanding vaksin.

WowKeren - Seorang dokter asal Kenya yang menentang vaksin virus corona (COVID-19) dilaporkan meninggal dunia akibat COVID-19. Dokter bernama Stephen Karanja tersebut meninggal pada Kamis (29/4) usai mendapat perawatan di Mater Hospital di Nairobi sejak 20 April 2021 lalu.

Asosiasi Dokter Katolik Kenya memberikan penghormatan terakhir kepada Karanja dan menggambarkannya sebagai "prajurit medis sejati". Karanja juga disebut memiliki gangguan kesehatan yang mungkin telah menurunkan kesempatannya untuk bertahan hidup usai terpapat virus corona.

Semasa hidupnya, Karanja yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Dokter Katolik Kenya menganjurkan obat hirup uap dan tablet hydroxychloroquine dibanding vaksin. Dalam surat tertanggal 3 Maret 2021, Karanja mengatakan bahwa ada obat yang telah digunakan kembali dan digunakan secara efektif untuk mengobati COVID-19.

"Kami juga tahu bahwa vaksinasi untuk penyakit ini sama sekali tidak perlu, sehingga membuat motivasi (vaksinasi) mencurigakan," demikian kutipan surat Karanja, dilansir dari BBC pada Sabtu (1/5). Selain itu, Karanja juga sempat menyinggung peran bos Microsoft Bill Gates dalam vaksinasi COVID-19 massal.


"Tampaknya ada sesuatu yang telah diinvestasikan oleh Bill Gates yang mengharuskan seluruh dunia untuk divaksinasi," ujar Karanja kepada media lokal. "Investasi apa itu tetap akan menjadi pertanyaan jutaan dolar."

Adapun sikap Karanja terkait vaksin COVID-19 tersebut bertentangan dengan sikap Gereja Katolik. Konferensi Para Uskup Katolik Kenya menyatakan bahwa vaksin COVID-19 "sah dan dapat diterima secara etis".

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menjamin keamanan vaksin COVID-19 yang didistribusikan di Kenya. "(Vaksin) yang didistribusikan di Kenya, telah ditinjau dan ditemukan aman tidak hanya dengan proses yang ketat dari WHO tetapi juga oleh beberapa otoritas regulasi yang ketat," demikian pernyataan WHO pada Maret 2021 lalu.

Sebagai informasi, Kenya telah mengkonfirmasi sekitar 160 ribu kasus positif COVID-19 dan 2.700 kasus kematian. Pada bulan Maret lalu, pemerintah Kenya sempat menerapkan lockdown yang membatasi pergerakan di lima Kabupaten usai adanya lonjakan infeksi baru.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait