Tahun Kedua Diramal Lebih Mematikan, Kapan Perkiraan Pandemi COVID-19 Akan Berakhir?
Pixabay/Thiago Lazarino
Health

WHO memperkirakan tahun kedua pandemi COVID-19 akan lebih mematikan daripada sebelumnya. Lantas masih pantaskah manusia menerka kapan pandemi akan berakhir?

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi tahun kedua pandemi COVID-19 akan lebih mengerikan dengan makin banyaknya angka kematian. Secara spesifik, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti kasus-kasus COVID-19 di India yang saat ini masih dalam kondisi kritis.

Lantas dengan prediksi seperti itu, kapan perkiraan pandemi COVID-19 akan berakhir? Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) Dr Rochelle Walensky dengan optimis mengaku melihat akhir bahagia dari pandemi sudah mulai tampak.

"Saya optimis kita akan segera melihat titik akhir yang luar biasa (dari pandemi ini)," jelas Walensky dalam sebuah diskusi virtual. Pernyataannya ini sekaligus mendukung kebijakan CDC AS yang mengizinkan warga AS untuk tak mengenakan masker, baik di ruang terbuka maupun tertutup setelah menerima dosis penuh vaksin COVID-19.

Pakar-pakar kesehatan lain di AS pun mengungkap optimisme serupa. "Akhir dari pandemi mungkin belum dekat, tetapi tidak lagi begitu terjal (untuk dicapai)," demikian kesimpulan yang disampaikan di analisis The Washington Post, dilansir pada Sabtu (15/5).


Namun Epidemiolog dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Justin Lessler menilai tidak ada akhir sebenar-benarnya dari pandem. "Tidak ada hari di mana kita bisa menang. Tidak akan ada hari yang disebut 'akhir pandemi'," tegasnya.

"Semua akan berupa proses bertahap. Akan selalu ada varian baru (virus Corona)," imbuhnya, merujuk pada diperlukannya adaptasi manusia terhadap temuan varian-varian virus Corona baru di masa depan hingga antibodi masyarakat sendiri bisa menetralisirnya.

Kendati demikian, ia menaruh harapan besar pada efek positif yang ditimbulkan dari berbagai upaya pengendalian wabah saat ini. "Sejauh ini, seperti yang bisa kita lihat, vaksinasi akan memenangkannya," ujar Lessler, dilansir dari The Washington Post.

Dalam media briefing-nya, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan juga soal pemerataan vaksinasi. Alih-alih menyuntik anak-anak di sebuah negara kaya, lebih baik jatah lebih vaksin COVID-19 itu disalurkan lewat COVAX untuk negara-negara kurang sejahtera yang memerlukannya.

"Saya mengerti mengapa beberapa negara ingin memvaksinasi anak-anak dan remaja," kata Tedros di Jenewa, Swiss. "Tetapi sekarang saya mendorong mereka untuk mempertimbangkan kembali dan sebagai gantinya menyumbangkan vaksin ke COVAX."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru